You can visit my mobile version blog at http://blogpoenyabudi.blogspot.com/?m=1

Serangan Ulat Bulu di Surabaya Meluas

SURABAYA–  Ulat bulu mulai masuk Kota Surabaya. Bahkan, ulat bulu terus merangsek di Kota Pahlawan itu secara perlahan tapi pasti. Kawasan yang sudah terserang ulat bulu di antaranya di Kalianak, Kecamatan Krembangan dan Wonorejo, Kecamatan Rungkut. Jenis ulat bulu yang menyerang pepohonan di Surabaya memiliki perbedaan dengan ulat yang di Probolinggo.
Ulat bulu di Probolinggo, menyerang pohon mangga, tapi di Surabaya menyerang pohon perdu dan sonerasia di sekitar bosem Wonorejo. Muhson, salah satu anggota tani mangrove Wonorejo mengatakan, ribuan ulat bulu ini datang pada musim penghujan dan setiap tahun pasti ada. “Ulatnya memang berbulu lebat, bikin gatal dan warnanya kuning,” ujar Mughson, Minggu (17/4).

Ia mengatakan, untuk saat ini jumlah ulat yang ada di daerahnya itu lebih sedikit dibandingkan dengan tahun lalu. Tahun lalu, ulat jumlahnya lebih banyak hingga menghabiskan dedaunan. “Sekarang ini ulat bulu itu baru muncul, kemungkinan akan bisa bertambah banyak sangat besar,” ungkapnya.
Biasanya ulat ini akan reda dengan sendirinya ketika musim hujan reda. Rentang waktunya satu bulan. Setelah ulat hilang, daun akan tumbuh kembali. “Ulat bulu tahun ini kemungkinan tidak sampai menyerang ke rumah warga, karena sekarang sudah mulai masuk musim kemarau,” terang Mughson.
Kepala Dinas Pertanian (Dispertan) Surabaya Syamsul Arifin, mengatakan, ulat bulu memang mulai muncul di beberapa kawasan Surabaya. Dia sudah langsung memerintahkan anak buahnya untuk menyemprot ulat-ulat tersebut agar tidak sampai menjalar ke pemukiman penduduk.“Ulat bulu yang di Wonorejo langsung disemprot dengan pestisida organik. Sekarang tinggal di Kalianak. Saya sudah memerintahkan supaya di Kalianak juga segera disemprot,” tegasnya.
Syamsul mengingatkan, kepada masyarakat supaya tidak khawatir. Menurutnya, ulat bulu dibutuhkan untuk menyeimbangkan ekosistem. Ulat tidak boleh dimusnahkan semuanya. Ada keuntungan dari ulat ini untuk tanaman. Misalkan, ulat ini menyerang pohon apukat.
Daun pohon ini akan dimakan, tapi keuntungannya, bagi tanaman buah apukat buahnya akan semakin banyak. Begitu juga ulat yang menyerang tanaman anggur, buah anggurnya juga bisa lebat. “Masalahnya, kalau ke rumah warga harus dikendalikan. Memang, kalau terlalu banyak menjijikkan,” ungkapnya.
Warga yang mengetahui ulat-ulat ini sebaiknya mengumpulkannya lalu ditumbuk. Kemudian, ditambah air dan dibiarkan sampai dua hari. Air dan tumbukan ulat ini bisa membasmi ulat yang lainnya. Berbeda dengan pestisida yang bisa membunuh semua ulat. “Cairan ini bisa mematikan ulat lainnya, tapi tidak sampai membunuh semuanya, ”katanya.
Merebaknya ulat-ulat ini karena binatang pemangsa sudah mulai berkurang. Misalkan, burung banyak diburu orang. Semut merah di pohon (angrang) sudah berkurang arena telurnya berupa kroto diambil orang hingga menyebabkan semut merah berkurang.
M Machmud, Ketua Komisi B DPRD Kota Surabaya mengatakan, sejak awal  penyemprotan pohon untuk mengantisipasi merebaknya serangan ulat bulu di Surabaya yang dilakukan Distan dua minggu lalu tergolong  menghamburkan anggaran. Meski, nilainya tidak sampai ratusan juta rupiah, tapi uang negara sudah duhamburkan. Karena ulat bulu baru menyerang Surabaya saat ini.“Saya sudah mengingat penyebaran ulat bulu ke daerah lain tidak secepat yang dibayangkan banyak orang.  Tapi, Surabaya yang baru terserang ulat bulu justru buang anggaran lebih dulu,” katanya.
 Komisi B yang membidangi anggaran, lanjutnya, sudah selayaknya mempertanyakan asal anggaran yang digunakan untuk penyemprotan pohon tersebut. Menginggat, penggunaannya belum tepat sasaran. Selain itu, penggunaan anggaran untuk masalah tersebut tidak transparan.
Sebelumnya, merebaknya ulat bulu ini sudah diantisipasi Pemkot Surabaya. Pemkot Surabaya sudah melakukan penyuntikan dan penyemprotan insektisida berupa fertilium dan obat organik pada pohon-pohon di taman-taman kota. Pada 8 April lalu diadakan penyemprotan pohon sebagai langkah pencegahan.
Harapannya, agar semua pohon di Surabaya bebas dari serangan ulat bulu itu. Dalam kegiatan ini ada 6 titik lokasi yang jadi sasaran penyuntikan dan penyemprotan pohon, yakni di sekitar Bundaran Waru-Jl. Ahmad Yani, Jl. Mayjen Sungkono-Bundaran Satelit, Kendangsari-Rungkut Sier, dan kawasan Kedung Baruk.
Penyuntikan obat dilakukan masing-masing pohon 3 lubang dan lubangnya ditutup dengan semacam lilin. Setelah itu pohon disemprot dengan insektisida menggunakan unit mobil spray Dinas PMK Surabaya. Obat insektisidanya sendiri dipasok oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan Pemkot Surabaya. Jumlah obat yang disemprotkan sekitar 200 liter obat dan per liternya dicampur dengan 5 liter air. (pur)





..:: Artikel yang Berkaitan ::..

Posted in: ,

Leave a Reply