You can visit my mobile version blog at http://blogpoenyabudi.blogspot.com/?m=1

Archive for 05/17/11

Kampung Penjaga Adat

Oleh Famega Syavira Putri

Bau harum menyergap saya saat menjejakkan kaki di pulau Sumba untuk pertama kalinya. Bandar udara Tambolaka berbau seperti bunga yang berbaur daun dan hutan. Inilah Sumba, dimana padang sabana berpagar pantai dan langit biru. Sumba, negeri para rato, dimana darah tertumpah untuk mengantarkan arwah.

Kota pertama yang saya tuju bernama Waikabubak, ibukota kabupaten Sumba Barat. Kota ini berjarak satu jam perjalanan dari bandara Tambolaka. Waikabubak banyak disarankan oleh para penggemar perjalanan sebagai pos untuk menjelajahi wilayah Sumba Barat dan sekitarnya.


Continue Reading

Perspektif 17 Mei 2011

Family Altar
Bacaan hari ini: Ulangan 6:4-7
“Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu. Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau... menga-jarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu...” (Ulangan 6:4-7)

Tuhan mahir menyelesaikan pergumulan keluarga kita. Tuhan rindu memberikan pertolongan, perlindungan dan pengarahan kehidupan keluarga kita. “Saya percaya Tuhan, saya pergi ke gereja,” tetapi jika kita tidak pernah menghadirkan Tuhan dalam rumah tangga.., nah di sinilah letak MASALAH sesungguhnya—mengapa banyak rumah tangga Kristen tidak bertumbuh. Bagaimana menghadirkan Tuhan dalam rumah tangga? Buatlah “family altar” (FA). FA bisa formal atau informal:


Continue Reading

Pantai Megalitikum di Ujung Barat Sumba

Sumba barat daya menunjukkan keindahannya melalui Kampung Ratenggaro. Kampung ini istimewa karena terletak pada sebuah tebing di tepi pantai Ratewoyo. Posisinya menghadap ke lautan lepas dengan ombak yang besar memecah karang. Lurus ke depan, tak ada lagi daratan hingga tiba di Afrika.
Kampung ini semula terletak di tanjung yang letaknya tepat di tepi pantai. Namun abrasi dan pasang laut menyebabkan air masuk ke rumah, sehingga penduduk memutuskan untuk memindahkan  kampung ke tebing yang lebih tinggi.
Pada bekas kampung di tepi pantai masih tersisa kumpulan kubur batu megalitikum. Bentuknya berbeda dengan kubur batu lempengan bertiang seperti di kota Waikabubak. Kubur batu yang ada di sini terbuat dari batu utuh dengan tinggi lebih dari dua meter dan dihiasi tulisan serta gambar kuno.


Continue Reading