You can visit my mobile version blog at http://blogpoenyabudi.blogspot.com/?m=1

Archive for 06/07/11

Mengalami Empat Musim di Great Ocean Road

Oleh Olenka Priyadarsani

Great Ocean Road mungkin adalah jalan paling istimewa di negara bagian Victoria, Australia. Jajaran karang setinggi 45 m bernama Twelve Apostles berdiri di lepas pantai Taman Nasional Port Campbell dan sering menjadi titik perhentian terakhir dari perjalanan melintasi Great Ocean Road yang menghubungkan antara Torquay dan Warnambool sepanjang 243 km.

Bagi saya, hal yang paling menarik dari Great Ocean Road adalah bagaimana saya merasa seperti mengalami empat musim dalam satu kali perjalanan. Cuaca Victoria yang suka berubah-ubah seenaknya makin menambah kesan saya.


Continue Reading

Situ Patengan, Danau di Tengah Kebun Teh

Oleh Olenka Priyadarsani
Siapa bilang berlibur harus pergi jauh dan mengeluarkan uang banyak? Saya sangat yakin bahwa esensi berlibur adalah keluar dari rutinitas sehari-hari yang menjemukan dan melakukan sesuatu yang lain. Jadi Anda bisa berlibur di mana saja: berkeliling dunia atau suatu tempat yang tak terlalu jauh dari rumah.

Situ Patengan (atau Patenggang) di Ciwidey, Bandung Selatan, dapat dijadikan salah satu pilihan destinasi akhir pekan bagi Anda yang tinggal di Jakarta dan sekitarnya. Jaraknya, 185 km dari Jakarta melalui tol Cipularang.

Posted in: ,

Continue Reading

Yuk Perhatikan Daftar Makanan Pendongkrak Mutu Sperma

TRIBUNNEWS.COM, - Makanan yang dikonsumsi juga dapat mempengaruhi kualitas sperma. Makanan apa sajakah itu?
Askbaby.com dan health4youonline.com melansir, makanan yang kaya protein seperti tiram, daging kambing, kalkun, gandum, buncis, daging merah, kacang, alpukat, pisang, dan almond dapat meningkatkan produktifitas sperma.
Seorang pria juga disarankan untuk makan makanan mengandung zat besi dan asam amino seperti bayam, rumput laut, putih telur, atau daging unggas karena juga baik untuk meningkatkan kualitas sperma.


Continue Reading

Waspadai Penumpang Pesawat yang Diare dari Jerman

JAKARTA-- Kementerian Kesehatan memantau penularan penyakit akibat bakteri "Escherichia coli" (E. coli) yang saat ini melanda beberapa negara di Eropa dan Amerika Serikat.
Siaran pers dari Pusat Komunikasi Publik Kementerian Kesehatan Jakarta, Ahad, menyebutkan Kementerian Kesehatan telah menyampaikan surat edaran berisi permintaan untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap penyebaran penyakit akibat E.coli kepada seluruh jajaran kesehatan di tanah air.
"Kalau ada orang yang diare disertai pendarahan setelah bepergian dari Jerman dan kontak dengan penderita segera konsultasi kepada dokter atau petugas kesehatan," kata Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan Tjandra Yoga Aditama.
Tjandra mengatakan gejala penyakit yang disebabkan oleh E.coli berupa sakit perut seperti kram dan diare yang pada sebagian kasus bahkan dapat berdarah (haemorrhagic colitis) serta demam dan muntah.
"Masa inkubasi penyakit akibat E.coli berkisar antara tiga sampai delapan hari, rata-rata empat hari," katanya.


Continue Reading

Renungan Harian
07 Juni 2011

Tanggal: Selasa, 7 Juni 2011
Bacaan : Ezra 8:15-23
Nats: Kemudian karena tangan murah Allah kami itu melindungi kami, didatangkanlah oleh mereka kepada kami orang-orang yang berakal budi ... (Ezra 8:18)

Judul:
MENEMUKAN TUHAN

  Banyak orang berusaha menemukan dan merasakan kehadiran Tuhan dengan mencari mukjizat-mukjizat atau tanda-tanda ajaib yang besar.Padahal, jika kita berusaha merasakan hadirat Tuhan lewat hal-hal spektakuler saja, akan sangat mungkin sukacita kita hanya bersifat sementara. Sebab setelah sekian waktu, hadirat Tuhan seolah-olah tak  lagi dirasakan. Dan, kita bisa mudah menjadi kecewa jika tak segera ada hal spektakuler yang terjadi lagi.

  Kita dapat belajar dari pengalaman Ezra yang menemukan dan merasakan hadirat Tuhan bukan sebatas pada hal-hal spektakuler yang ia alami.


Continue Reading

Perspektif 07 Juni 2011

Lamban untuk Marah
Bacaan hari ini: Yakobus 1:19-20
“...setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah; sebab amarah manusia tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Allah.” (Yakobus 1:19-20)

Apa yang menjadi biang keladi rusaknya pernikahan? Masalah utama pernikahan dewasa ini bukanlah masalah seks, keuangan, ataupun masalah anak-anak; melainkan hilangnya komunikasi suami-isteri. Hilang kemana? Kok aneh sekali! Sejak kecil kan sudah diajar bagaimana ngomong, tetapi begitu menikah, kita merasa komunikasi jadi sangat sulit, bahkan berakhir dengan keributan. Komunikasi-lah biang utama/pemicu masalah, bahkan dapat berujung pada perceraian.

Memang, sejak kecil kita telah belajar bertutur. Awalnya kita mengenal alphabet: A-B-C-D-E-F-G sampai Z, kemudian kata per kata yang dirangkai menjadi kalimat; bermacam-macam kata sudah diajarkan orang tua kita. Betul! Kita bisa bicara, bahkan terbiasa bicara. Tapi, belum tentu apa yang kita sampaikan membangun dan memberi kekuatan bagi orang lain. Kita paham berbicara, tapi bagaimana dengan “berkomunikasi yang sehat dan membangun pasangan”?

Kala memasuki dimensi kehidupan baru, yaitu pernikahan, kita mulai menjalani kehidupan bersama seorang yang bukan diri kita. Dia dibesarkan dengan cara yang berbeda, termasuk cara dia berkomunikasi. Karenanya, komunikasi menjadi gampang-gampang susah.

Saat terjadi miskomunikasi antara suami isteri, secara natur, seringkali diselesaikan dengan kemarahan; oleh karena itu, firman Tuhan menasihati, “Lambatlah marah!” Harusnya cepat mendengar, karena manusia lamban mendengar. Firman Tuhan ingin mengarahkan kembali. Di sini, jelas terlihat natur keberdosaan manusia. Manusia, dengan mulutnya itu, bisa sangat-sangat kejam! Sangat mudah menyalahkan, terutama menyalahkan orang yang dekat dengannya. Waktu terjadi keributan, mengapa ia tidak berdoa? Apa karena merasa tidak ada hubungannya dengan Tuhan? Atau, ia malu datang kepada-Nya dengan keadaan emosi yang sedang marah? Atau ego yg terlalu besar untuk minta pertolongan Tuhan? Mari dengan anugerah dan belas kasihan Tuhan, kita boleh mengendalikan komunikasi dan emosi kita sehingga pasangan boleh merasa nyaman berada di dekat kita. Amin.

STUDI PRIBADI: Coba ingat, kapan terakhir kali Anda marah. Mengapa marah? Bagaimana Anda mengatasi emosi ketika memuncak menjadi kemarahan? Manakah yang efektif?
DOAKAN BERSAMA: Berdoalah bagi pasangan kita dan memohon kepada Tuhan agar Ia memberi kita kemampuan untuk lamban menjadi marah dan kerendahan hati untuk mendengarkan suara pasangan kita.


Continue Reading