You can visit my mobile version blog at http://blogpoenyabudi.blogspot.com/?m=1

Perspektif 26 Mei 2011

Jangan Menghakimi, Apa Maksudnya? (2)
Bacaan hari ini: Matius 7:1-5 (lanjutan)
“Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui?” (Matius 7:3)

Apakah sebenarnya yang dimaksudkan oleh Matius 7:1-5, mengenai topik “jangan menghakimi?” Untuk dapat memahami ayat ini, kita harus mempelajari konteks dari teks tersebut.

Matius 7:1-5 merupakan bagian Khotbah di Bukit yang menegaskan mengenai “identitas warga kerajaan Allah.” Identitas warga kerajaan Allah ini ditandai dengan sikap dan cara hidup kita: (1) Hidup berdasarkan firman (Matius 5:17-48). Pada bagian ini, Tuhan Yesus sering membandingkan isi hukum Taurat dengan perkataan-Nya yang merupakan penggenapan dari hukum Taurat (bnd. Matius 5:17). (2) Memiliki pola hidup yang benar (Mat. 6:1-24). Masalah memberi sedekah, berdoa, berpuasa dan mengumpulkan harta harus dilakukan secara benar dalam hidup ini. (3) Memiliki worldview (pandangan) yang benar (Mat. 7:1-23).

Memiliki pandangan yang benar— tentang menghakimi, kekudusan hidup serta hal pengabulan doa, semua ini bukan dalam perspektif tradisi dan hukum Taurat sebagaimana dipahami oleh orang-orang Yahudi secara umum, orang Farisi dan para Ahli Taurat, tapi dalam perspektif warga kerajaan Allah, seperti yang dimaksudkan oleh Tuhan Yesus sendiri.

Dalam konteks ini, Matius 7:1-5 memberikan penegasan kepada kita, bahwa orang-orang yg hidup sebagai warga kerajaan Allah harus memiliki pandangan “tidak mudah menghakimi” (Yunani: “me krinete”). Menghakimi dalam bagian ini “menunjuk kepada jiwa yang kasar dan suka mencari-cari kesalahan.” Jika kita berusaha untuk terus-menerus mengutuk orang lain dengan kasar dan mencari-cari kesalahan orang lain (bagian ini tidak berarti menolak/menentang orang Kristen memberikan penilaian kritis terhadap apa yang salah), maka kita tidak membuat diri kita keluar dari pengampunan Allah. Di dalam ayat 3-5 ini menunjuk kepada gambaran orang munafik (kemungkinan adalah orang Farisi dan Ahli Taurat) yang memperhatikan kesalahan orang lain (mencari-cari kesalahan dan terus-menerus mengutuk orang lain dengan kata-kata yang kasar), ketimbang melihat kegagalan diri sendiri.

STUDI PRIBADI: Apa perbedaan antara “menghakimi” dan “memberikan penilaian” antara yang benar dan salah? Jelaskan!
DOAKAN BERSAMA: Berdoa bagi jemaat gereja Tuhan agar mereka dapat membedakan antara tindakan “menghakimi secara membabi buta” dengan “menghakimi karena kebenaran di dalam kasih” dan menilik apa yang benar di mata Tuhan.





..:: Artikel yang Berkaitan ::..

Leave a Reply