You can visit my mobile version blog at http://blogpoenyabudi.blogspot.com/?m=1

Perspektif 05 Juni 2011

Disiplin untuk Memurnikan Umat
Bacaan hari ini: Kisah Para Rasul 5:1-11
“Mengapa kamu berdua bersepakat untuk mencobai Roh Tuhan? Lihatlah, orang-orang yang baru mengubur suamimu berdiri di depan pintu dan mereka akan mengusung Engkau juga ke luar.” (Kisah Para Rasul 5:9)

Esensi kekristenan adalah kasih—di mana Allah mengasihi manusia berdosa sampai Dia rela menebus dan memberikan pengampunan, dengan mengorbankan Anak-Nya sendiri. Demikian juga, orang Kristen dipanggil untuk hidup dalam kasih-Nya dan saling mengasihi. Tapi membaca nas ini, kita tercengang, tersentak; mengapa Allah menghukum Ananias dan Safira sekeras itu, hanya karena mereka berlaku tidak jujur? Bukankah mereka hanya menahan sebagian dari uang mereka sendiri dan bukan merampok atau mencuri uang orang lain? Sepadankah hukuman atas kesalahan seperti itu?

Kejadian ini memang sulit dipahami, tapi kita harus tetap berpegang pada prinsip kebenaran, bahwa Allah tidak mungkin bersalah, dan adalah hak Allah untuk menghakimi kesalahan manusia secara langsung, ataupun ketika Allah tidak melakukannya karena alasan Dia sendiri. Tetapi, jika kita menyimak konteks terjadinya peristiwa tragis tersebut, paling tidak kita dapat memahaminya dari dua sisi. Pertama, adalah untuk menegakkan otoritas dan wibawa kerasulan. Di dalam konteks gereja mula-mula, Allah memberi kuasa kepada para Rasul, baik untuk mengajar, menyembuhkan, melakukan mujizat dan juga menghakimi dosa. Allah yang memberi kuasa, dan Allah juga yang mengkonfirmasikannya.

Kedua, adalah untuk mengajarkan suatu prinsip kehidupan bergereja, bahwa kebohongan dalam bentuk apapun, bukanlah prinsip kekristenan. Jemaat mula-mula terdiri dari orang-orang yang baru percaya pada Tuhan Yesus. Mereka adalah orang-orang yang terbiasa hidup dalam budaya zaman itu, hidup dalam falsafah non-Kristen dengan konsep nilai dunia. Sebagai orang yang baru percaya, mereka harus memahami bahwa kini mereka hidup dalam dimensi rohani yang baru. Mereka adalah anggota Kerajaan Allah yang dibangun di atas prinsip kebenaran-Nya. Maka, peng-hukuman keras terhadap Ananias dan Safira adalah suatu tindakan disiplin untuk memurnikan kehidupan jemaat mula-mula, dan menjadi peringatan bagi gereja Tuhan sepanjang zaman, untuk hidup dalam kebenaran.

STUDI PRIBADI: Mengapa kita tidak boleh mempersalahkan Allah dalam tindakan-Nya, atau menganggap Allah tidak memiliki kasih dalam kasus Ananias dan Safira?
DOAKAN BERSAMA: Berdoalah bagi gereja Tuhan dan umat-Nya agar mampu untuk hidup dalam kebenaran-Nya dan tidak melakukan manipulasi atau pembohongan dalam bentuk apapun, dan sekecil apapun.





..:: Artikel yang Berkaitan ::..

Leave a Reply