You can visit my mobile version blog at http://blogpoenyabudi.blogspot.com/?m=1

Perspektif 17 Juni 2011

Arti Menjadi Orang Kristen (2)
Bacaan hari ini: Kisah Para Rasul 11:19-26 (lanjutan)
“Mereka tinggal bersama-sama dengan jemaat itu satu tahun lamanya, sambil mengajar banyak orang. Di Antiokhialah murid-murid itu untuk pertama kalinya disebut Kristen.” (Kisah Para Rasul 11:26)

Pada masa kini, banyak orang merasa telah menjadi Kristen karena mereka memiliki kartu identitas (KTP) Kristen dan telah beribadah setiap Minggu. Bahkan, ada kalanya, orang tetap merasa menjadi “Kristen,” sekalipun prilaku hidupnya bertentangan dengan kehendak Tuhan. Itulah sebabnya, seringkali kita mendengar keluhan-keluhan, baik yang berasal dari orang Kristen sendiri maupun mereka yang non-Kristen, yang menegaskan, “Seperti itu toh orang Kristen!?”


Apa sich arti menjadi “Kristen” yang sesungguhnya? Menjadi “Kristen” memang bukan berarti menjadi orang yang imun terhadap dosa atau kesalahan. Martin Luther pernah berkata, bahwa sekalipun kita adalah orang yang telah dibenarkan, tetapi kita adalah manusia berdosa. Artinya, kehidupan kita yang telah menjadi orang percaya dalam Kristus adalah kehidupan yang bisa saja jatuh dalam dosa, sekalipun kita tidak lagi hidup di dalam kuasa dosa, tetapi hidup di bawah anugerah Allah. Lalu, lalu apa arti menjadi “Kristen” itu?

Menjadi “Kristen” berarti menjadi orang yang hidupnya sama seperti Kristus, atau meneladani Kristus. Dalam suratnya, baik Rasul Paulus atau Rasul Petrus, mengingatkan orang percaya, agar mereka mengikuti teladan Kristus (1Kor. 11:1; 1Ptr. 2:21). Ini pulalah yang tercermin dalam kehidupan jemaat mula-mula setelah kematian Stefanus. Mereka yang tinggal di Antiokhia bisa hidup dengan kasih dan saling peduli satu dengan lainnya. Sekalipun mereka adalah orang-orang Kristen dari etnis non-Yahudi, tetapi mereka mau menerima Paulus, mantan pembunuh orang Kristen dan beretnis Yahudi. Ketidak-engganan mereka menerima Paulus, yang saat itu bernama Saulus, telah membuktikan bahwa mereka seperti Kristus, yang mau mengasihi mereka yang pernah melukai hati mereka. Bahkan, Paulus tinggal dengan jemaat di Antikhia setahun lamanya (Kis. 11:26). Menjadi “Kristen” berarti menjadi orang yang meneladani sikap hidup Kristus. Bagimana dengan kita? Mari kita meneladani sikap Kristus, Tuhan kita, sehingga membuktikan bahwa kita adalah pengikut-Nya.

STUDI PRIBADI: Mengapa orang yang menyebut diri “Kristen,” harus meneladani sikap Kristus? Coba sebutkan beberapa contoh dari sikap Kristus semasa hidup di dunia!
DOAKAN BERSAMA: Berdoa bagi orang Kristen agar mereka tidak meneladani kehidupan orang yang hidup secara duniawi, melainkan meneladani hidup Kristus, sehingga menjadi berkat bagi banyak orang.





..:: Artikel yang Berkaitan ::..

Leave a Reply