You can visit my mobile version blog at http://blogpoenyabudi.blogspot.com/?m=1

Perspektif 18 Juni 2011

Arti Menjadi Orang Kristen (3)
Bacaan hari ini: Kisah Para Rasul 11:19-26 (lanjutan)
“Mereka tinggal bersama-sama dengan jemaat itu satu tahun lamanya, sambil mengajar banyak orang. Di Antiokhialah murid-murid itu untuk pertama kalinya disebut Kristen.” (Kisah Para Rasul 11:26)

Menjadi “Kristen” bukanlah sekadar menyandang identitas Kristen, tetapi hidup meneladani sikap hidup Kristus. Namun, bagaimana kita dapat meneladani-Nya, jika kita tidak mengenal-Nya? Maka, menjadi “Kristen” bukanlah masalah menyandang identitas “Kristen,” tetapi “mengenal Dia dan mengikuti ajaran-Nya.” Inilah yang nyata terlihat dalam kehidupan jemaat di Antiokhia.

Pertama, menjadi “Kristen” berarti “mengenal Kristus dengan benar.” Sekalipun jemaat Antiokhia adalah jemaat yang cukup berkembang tetapi mereka tekun dalam pengajaran para rasul. Hal ini terbukti dari penerimaan mereka terhadap kedatangan Barnabas dan Paulus yang mengajar mereka kurang lebih selama satu tahun. Pengajaran tersebut tentu saja berisi topik tentang Kristus, karena pada saat itu pribadi Kristus menjadi sentral bagi pengajaran mereka. Ini berarti, menjadi “Kristen” adalah menjadi orang yang mengenal Kristus dan beriman kepada-Nya.

Kedua, menjadi “Kristen” berarti menjalani hidup sesuai ajaran Kristus. Apa yang membedakan orang Kristen mula-mula dengan orang-orang yang hidup sezamannya? Apa yang membuat diri mereka dijuluki “Kristen” (artinya: “pengikut Kristus”)? Tentu saja pola hidup mereka yang berbeda dengan orang-orang di sekitarnya. Jika melihat jemaat di Yerusalem, kita tahu bahwa mereka juga memiliki keunikan dalam pola hidupnya, di mana mereka saling berbagi dan mengasihi. Demikian pula dengan kehidupan jemaat Antiokhia, di mana mereka hidup sesuai ajaran moral para rasul, atau lebih tepatnya adalah “ajaran moral dari Kristus.” Itu sebabnya, orang-orang di sekitar mereka menyebut mereka “pengikut Kristus.” Jadi, menjadi “Kristen” berarti menjadi orang yang hidup sesuai ajaran moral/pola hidup yang diajarkan oleh Kristus. Dua sisi inilah yang seharusnya dimiliki orang Kristen, yaitu: “mengenal Kristus dengan benar” (sisi teologis), dan juga “menjalankan ajaran moral/pola hidup dari Kristus” (sisi praktis). Jika kita memiliki keduanya, maka kita layak disebut “Kristen,” yang artinya menjadi “pengikut Kristus.”

STUDI PRIBADI: Cukupkah kita disebut “Kristen” apabila kita hanya memiliki pengetahuan tentang Kristus, tetapi tidak hidup seperti Kristus? Sebutkan alasannya!
DOAKAN BERSAMA: Berdoalah bagi jemaat agar mereka menyukai pelajaran teologi dan hidup sesuai ajaran Kristus dalam hidup mereka, sehingga mereka menjadi orang Kristen yang bertanggung jawab atas imannya.





..:: Artikel yang Berkaitan ::..

Leave a Reply