You can visit my mobile version blog at http://blogpoenyabudi.blogspot.com/?m=1

Perspektif 20 Juni 2011

Berharganya Sebuah Didikan (1)
Bacaan hari ini: Amsal 4:1-4
“Dengarkanlah, hai anak-anak, didikan seorang ayah, dan perhatikanlah supaya engkau beroleh pengertian.” (Amsal 4:1)

Pada masa kini, orang seringkali lebih mudah mengabaikan “didikan” daripada mendengarkannya. Ironisnya, meskipun telah mengetahui betapa pentingnya “didikan,” namun ada kalanya, ia “menolaknya” karena alasan tertentu.

Pertama, didikan yang diberikan tidak relevan. Seorang anak mengaku bahwa didikan ayah/ibunya kurang relevan bagi zaman sekarang. Memang ada kalanya, didikan seorang ayah/ibu “tampak” tidak cocok untuk konteks masa kini (terasa kolot/kuno). Namun, jika kita memperhatikannya dengan “seksama,” maka melaluinya, kita akan dapat memperoleh pengertian yang berguna bagi kehidupan kita. Penulis Amsal mengingatkan, bahwa seorang ayah/ibu tentu akan memberikan petunjuk yang baik, agar anaknya tidak tersesat. Bahkan, penulis Amsal sendiri mengakui, bahwa karena didikan ayah/ibunya, maka ia memiliki pengertian dalam hidupnya (ay. 3). Jadi, jika “didikan” seorang ayah/ibu direspons dengan baik, akan mendatangkan “pengertian yang bijak,” yang dapat kita terapkan dalam hidup ini. Bahkan mendatangkan nilai-nilai prilaku yang baik, yang dapat kita kontekstualkan untuk hidup masa kini; sehingga melaluinya, kita tidak terjebak pada prilaku hidup yang buruk.

Kedua, didikan yang sulit dilakukan. Ada kalanya kita merasa, bahwa didikan ayah/ibu kita terasa sulit untuk dilakukan, bahkan terasa terlalu “mengekang” kebebasan diri kita. Sebenarnya perasaan demikian muncul, bukan karena “didikan” ayah/ibu kita sulit untuk dilakukan, tetapi karena kita tidak mau kehilangan kesenangan/kebebasan diri kita. Sekali lagi penulis Amsal mengingatkan, bahkan “didikan” itu memberikan “ilmu” (ay. 2). “Ilmu” di sini bukanlah satu teori abstrak, tapi “arahan/petunjuk” hidup, yang telah digumulkan dan dialami sendiri oleh penulis Amsal. Jadi, ketika seseorang mau mengikuti petunjuk yang baik dari ayah/ibunya; maka ia akan beroleh “ilmu” kehidupan yang berguna. Karena itu, penulis Amsal mengingatkan kita agar, “dengarkanlah didikan,” supaya menjadi “bijaksana” dan beroleh pengertian dalam kehidupan ini.

STUDI PRIBADI: Apa yang membuat seseorang enggan menerima didikan orang tuanya? Apa pentingnya sebuah “didikan,” jika kita memperhatikannya dengan benar?
DOAKAN BERSAMA: Berdoalah bagi para pemuda-pemudi Kristen agar mereka dengan sukacita mendengarkan didikan orang tua mereka, terlebih didikan yang bersumber pada kebenaran firman Tuhan.





..:: Artikel yang Berkaitan ::..

Leave a Reply