You can visit my mobile version blog at http://blogpoenyabudi.blogspot.com/?m=1

Perspektif 02 Juli 2011

Mengabaikan Kemurahan Allah
Bacaan hari ini: Kejadian 4:3-11
“Tetapi Kain dan korban persembahannya tidak diindahkan-Nya. Lalu hati Kain menjadi sangat panas, dan mukanya muram.” (Kejadian 4:5)

Kemurahan hati Allah terhadap manusia pertama dan keturunannya tidak pernah berhenti, sekalipun mereka telah jatuh dalam dosa. Namun, sebuah ironi telah terjadi dalam kehidupan keluarga dari manusia pertama tersebut (Adam dan keturunannya), yang membuat hati Tuhan berduka untuk kedua kalinya. Ironi apakah itu?

Pertama, manusia tidak menyadari besarnya kemurahan hati Allah. Sejak Adam dan Hawa jatuh dalam dosa, kemurahan hati Allah tidak pernah berpaling dari mereka. Sekalipun hukuman telah dijatuhkan bagi mereka dan keturunannya, tapi Allah tetap memberikan kemurahan-Nya, sehingga mereka tetap hidup dengan segala kecukupan. Alkitab memberitahukan kepada kita, Kain menjadi petani, dan Habel menjadi penggembala domba. Segala berkat pekerjaan yang mereka alami adalah bukti pemeliharaan Tuhan bagi mereka. Namun sayangnya, segala kemurahan Tuhan tersebut tidak dibalas dengan kebaikan, oleh diri Kain. Sekalipun Kain memberikan persembahan pada Tuhan, tapi sikap hatinya tidak benar di hadapan Allah.

Kedua, manusia mengabaikan peringatan Tuhan. Pengalaman kejatuhan manusia dalam dosa seharusnya mengingatkan mereka pada kemurahan hati Tuhan, yang selalu menjagai mereka melalui peringatan-peringatan, agar mereka tidak kembali jatuh ke dalam dosa. Kisah Kain memberitahukan pada kita sebuah ironi dari hidup manusia berdosa; yaitu peringatan Allah sebagai wujud kemurahan-Nya, dibalas manusia dengan “penolakan.” Manusia berdosa tidak mau belajar dari “kejatuhannya,” tapi justru mengulang kembali “pemberontakannya.” Ketika Kain diperingatkan Tuhan, ia justru mengabaikan peringatan itu. Pada akhirnya, ia jatuh dalam dosa pembunuhan; dan itu adalah sejarah pembunuhan pertama kali yang dilakukan oleh manusia.

Bagaimana dengan kita? Apakah kita akan membalas kemurahan hati Allah dengan “tidak mengindahkan perintah dan peringatan-Nya dalam hidup kita?” Janganlah berbangga diri di hadapan Allah, tapi rendahkanlah diri di hadapan-Nya; agar kita mengerti kemurahan hati-Nya.

STUDI PRIBADI: Apa yang membuat manusia seringkali tidak menyadari kemurahan hati Allah? Bagaimana caranya agar kita dapat selalu mengingat akan kemurahan hati Allah?
DOAKAN BERSAMA: Berdoalah bagi jemaat agar mereka tidak membanggakan diri sendiri karena segala yang dimilikinya, melainkan merendahkan diri di hadapan Allah dan menyadari kemurahan hati Allah dalam hidup ini.





..:: Artikel yang Berkaitan ::..

Leave a Reply