You can visit my mobile version blog at http://blogpoenyabudi.blogspot.com/?m=1

Perspektif 10 November 2011

Gereja Sebagai Komunitas Sejati
Bacaan hari ini: Kisah Para Rasul 2:42-47
“Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati.” (Kisah 2:46)

Gereja sebagai komunitas sejati merupakan tempat di mana setiap anggotanya dapat mengasihi dan dikasihi, mengenal dan dikenal, melayani dan dilayani, serta saling bersukacita. Semuanya nampak dan terwujud dalam kehidupan persekutuan yang sehat. Persekutuan atau koinonia (ay. 42) yang ada dalam jemaat awal, hendak memperlihatkan bagaimana ekspresi dari kasih yang antusias, di mana orang-orang dapat berbicara akrab dengan orang lain, tanpa prasangka buruk ataupun saling curiga. Koinonia sejati terjadi ketika seseorang benar-benar dikuatkan, diterima seutuhnya, dan didukung secara total.

Lukas menggambarkan bahwa jemaat awal ini tidak hanya sekadar bertekun dalam persekutuan, tetapi juga saling berbagi (ay. 44), berbicara, dan juga membuka rahasia.

Mereka tidak menyimpan apapun dalam hati mereka. Memang benar bahwa dalam kenyataannya, kita semua memiliki kelemahan, namun dalam komunitas yang sejati, setiap pribadi yang ada di dalamnya bisa berdiri dan berkata jujur tentang kondisi dirinya, tanpa takut dihakimi. Dalam komunitas yang sejati tersebut, setiap orang, selain saling mengasihi dan mengenal, mereka juga harus dapat saling melayani. Ketika Lukas menguraikan mengenai gereja awal, ia mencatat bahwa ada sikap kepedulian dari jemaat untuk dengan kerelaan memberikan kepada orang lain yang membutuhkan. Akhirnya, dari semua sikap di atas, yang saling mengasihi, mengenal, dan melayani, akan terciptalah sukacita di antara komunitas sejati itu. Lukas dengan jelas mengakhiri penjelasannya dalam ayat 46-47, di mana jemaat itu bersama-sama dan bersukaria. Apa yang mereka alami sangat menyenangkan, sehingga orang-orang yang belum percaya mau menjadi orang percaya, yakni karena komunitas ini.

Dari sini kita bisa melihat gambaran gereja sebagai komunitas sejati yang membawa pribadi yang ada di dalamnya, mengalami pertumbuhan ke arah keserupaan dengan Kristus. Rindukah tiap kita mengalami komunitas seperti ini? Mintalah kasih karunia dari Allah, agar kita bisa memulainya lebih dahulu dari diri kita sendiri.

STUDI PRIBADI: Komunitas seperti apakah yang sudah tercipta di gereja kita pada saat ini? Sejauh apakah peranan kita dalam menciptakan gereja yang sejati?
DOAKAN BERSAMA: Berdoalah agar jemaat bersehati untuk bersama-sama menciptakan suatu komunitas gereja sejati sehingga menjadi kesaksian yang hidup bagi banyak orang serta dapat menjadi saluran berkat.


Download Versi PDF





..:: Artikel yang Berkaitan ::..

Leave a Reply