You can visit my mobile version blog at http://blogpoenyabudi.blogspot.com/?m=1

Perspektif 03 December 2011

Bersinar Bagi Kristus
Bacaan hari ini: Filipi 2:12-18
“Supaya kamu tiada beraib dan tiada bernoda,... tidak bercela di tengah-tengah angkatan yang bengkok hatinya dan yang sesat ini, sehingga kamu bercahaya di antara mereka seperti bintang-bintang di dunia.” (Filipi 2:15)

Berbicara tentang “bersinar bagi Kristus,” berarti berbicara tentang memberi dampak bagi orang lain yang dalam kegelapan, bengkok hati dan sesat.” Dalam ay. 14, Paulus memberikan bagi kita sebuah cara untuk “bersinar bagi Kristus,” yakni melakukan segala sesuatu dengan tidak bersungut-sungut dan berbantah-bantahan.” Maka dalam ayat ke-15, Paulus memberikan standar, kapan kita harus bersinar bagi Kristus.

Menarik sekali bahwa dalam ay. 15 ini, Paulus memakai dua sinonim kata, yakni “tiada beraib dan tiada bernoda” dan “bengkok hati dan sesat.” Dalam dunia sastra, pemakaian 2 kata sinonim yang bersamaan, biasanya bertujuan untuk memberikan penekanan; sehingga frase “tiada beraib dan tiada bernoda” ini diartikan “sungguh-sungguh saleh dan baik”; sementara “bengkok hati dan sesat” diartikan sebagai “sungguh-sungguh jahat atau keadaan yang benar-benar korup hati dan pemikirannya.” Dari sini kita bisa melihat bahwa standar yang ditetapkan untuk bersinar bagi Kristus, berarti sungguh-sungguh baik (bukan sekadar “baik”), meski ada di tengah orang-orang yang sungguh-sungguh jahat.



Sedemikian tinggi tuntutan tersebut, hingga Paulus mengingatkan kita akan jati diri kita sebagai “anak Allah yang tidak bercela.” Seorang penafsir mengatakan bahwa konsep “tidak bercela” ini dilatarbelakangi oleh kisah mitologi seorang dewa Yunani bernama Momus. Momus adalah dewa yang tugasnya hanya menganggur dan menyalahkan sesuatu atau orang. Ketika Paulus mengatakan “tidak bercela”, ia memakai kata “amoma” yang secara literal berarti “tidak momus.” Hal ini mengindikasikan bahwa kesalehan dan kebaikan kita harus sungguh-sungguh baik, sehingga dewa Momus yang kerjanya “tukang menyalahkan” itu, tidak bisa menyalahkan kita.

Pertanyaannya, bagaimana dengan diri kita? Apakah hidup kita telah menjadi terang di tengah kegelapan, ataukah kita justru menjadi cela bagi nama Tuhan? Dalam pekerjaan, studi, dan keluarga kita, apakah kita sudah menjadi orang yang benar-benar baik? Atau sebaliknya, kita sulit dibedakan dari orang-orang yang “bengkok hati dan sesat”?

STUDI PRIBADI: Apa cara yang Paulus ajarkan pada kita supaya hidup kita dapat bersinar bagi Kristus? Bagaimana Anda menerapkannya dalam hidup Anda sehari-hari?
DOAKAN BERSAMA: Doakan agar hidup kita menjadi kesaksian bagi orang lain yang hidup dalam kegelapan. Doakan saudara-saudara kita yg justru larut dalam kegelapan, agar Tuhan memampukan mereka kembali menjadi sinar milik-Nya.





..:: Artikel yang Berkaitan ::..

Leave a Reply