You can visit my mobile version blog at http://blogpoenyabudi.blogspot.com/?m=1

Mengapa pernikahan saya selalu dalam konflik?

Apa yang Anda anggap sebagai dasar untuk membangun hubungan yang efektif yang melibatkan dua orang atau lebih?
1 Korintus 1:10 memberikan jawabannya :
Tetapi aku menasihatkan kamu, saudara-saudara, demi nama Tuhan kita Yesus Kristus, supaya kamu seia sekata dan jangan ada perpecahan di antara kamu, tetapi sebaliknya supaya kamu erat bersatu dan sehati sepikir.
Adalah dua orang yang hatinya berdetak bersama, pikiran mereka bekerja bersama, rencana mereka sama, dan tujuan mereka sama, hal ini dinamakan bekerjasama, dan seperti itulah seharusnya pernikahan.
Tetapi keadaan yang terjadi di hari-hari sekarang ini, hubungan antar dua orang menjadi sebagai sebuah persaingan, tidak saling bekerja sama (kooperatif). Satu pihak punya ide tentang bagaimana seharusnya suatu hal, yang lain pihak punya ide sendiri yang berbeda. Apakah situasi ini kelihatan sebagai satu keluarga?

Kondisi ini dijelaskan dalam Yesaya 53:6 sebagai keegoisan. Ayatnya mengatakan,
“Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian.”
Anda tidak dapat membangun hubungan yang efektif sampai Anda mengatasi kecenderungan keegoisan. Keegoisan sering terjadi setiap kali keputusan harus dibuat antara Anda dan pasangan Anda. Anda bahkan tidak menyadarinya pada saat itu, bahwa anda sudah bersikap egois.
Berdebat terus dan berpikir bahwa pasangan kita hanya perlu berpengertian sedikit lebih banyak, hal ini tidak akan membuat keadaan lebih baik. Ini hanya akan memperkuat oposisi anda terhadap sudut pandang pasangan anda, bahwa bahkan anda akan semakin tidak menghargai pasangan anda. Mungkin anda juga mencoba untuk berbicara dengan teman anda. Hal ini juga tidak akan membuat keadaan lebih baik, karena sebenarnya ini adalah hanya masalah anda dan pasangan saja.
Jadi ketika datang saatnya anda berdua mencoba untuk mengambil keputusan dan terjadi konflik dan tidak ada kata sepakat, sadarilah bahwa kenyataannya anda sedang menghadapi jalan buntu. Anda juga harus menghadapi kenyataan bahwa akhirnya seseorang harus mengambil keputusan dan menjadi pemimpin, atau masalah itu tidak akan pernah terselesaikan. Ini adalah kesimpulan yang sulit, meskipun anda selalu mencoba menyelesaikan masalahnya, tetapi tidak ada perubahan. Kenapa? Karena masing-masing anda masih ingin caranya sendiri-sendiri. Anda berdua masih berkompetisi.
Apa yang sudah dikemukakan di depan mengenai kompetisilah yang sebenarnya anda hadapi. Dan inilah yang disebut sikap egois, yang masih mengontrol anda. Keegoisan adalah halangan terbesar dalam kerjasama.
Tapi Anda tidak perlu terjebak di hal ini, terjebak dalam semangat keegoisan. Anda hanya perlu Juruselamat. Anda perlu menyerahkan sifat kompetitif Anda kepada Tuhan dan membiarkan dia memberikan hati yang baru dan sikap bekerjasama.
Baca 1 Korintus 01:10 dan Yesaya 53:6
Langkah yang perlu anda ambil.
Apakah anda ingin mengatasi konflik yang sering terjadi dalam pernikahan anda? Ambilah keputusan untuk mengundang Kristus masuk kedalam kehidupan anda dan pernikahan anda. Mintalah Dia untuk mengisi hati anda dengan Roh Kudus agar anda dapat memilih sikap untuk bekerja sama dalam setiap hari di pernikahan anda.





..:: Artikel yang Berkaitan ::..

Posted in: ,
Tags: ,

Leave a Reply