You can visit my mobile version blog at http://blogpoenyabudi.blogspot.com/?m=1

Perspektif 09 Juni 2011

Motivasi Melakukan Kewajiban Agama
Bacaan hari ini: Matius 6:1
“Ingatlah, jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat mereka, karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di sorga.” (Matius 6:1)

Setiap agama mengajarkan umatnya untuk melaksanakan kewajiban agama sebagai keharusan yang tak terbantahkan. Tujuannya, untuk mewujudkan keyakinan kepercayaan sebagai bentuk ketaatan sepenuhnya kepada sang ilahi. Hasil yang ingin didapatkan adalah hadirnya rasa damai sejahtera karena perkenanan tuhannya. Namun demikian, yang mendasari keinginan untuk melaksanakan kewajiban agama itu adalah motivasi yang merupakan inti dan pusat bagi pencapaian tujuan. Motivasi menjadi unsur penggerak dan pendorong perwujudan kewajiban agama.

Yesus menggarisbawahi bahwa motivasi menjadi unsur penilaian yang menentukan bagi keberhasilan/kesuksesan pelaksanaan kewajiban agama itu. Berhasil tidaknya sebuah tingkah laku agama ditentukan bukan oleh penilaian manusia, ataupun oleh puas-tidaknya manusia yang melihat dan memperoleh hasil perbuatan agama itu, melainkan pada MOTIVASI yang mendasari mengapa kewajiban agama itu dilakukan. “Motivasi” agar dilihat oleh banyak orang untuk “mendapatkan” pujian merupakan sesuatu yang harus dihindari karena motivasi demikian merupakan kemunafikan di hadapan Tuhan.

Yesus memerintahkan orang Kristen untuk melakukan kewajiban agamanya, karena hal itu merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari perwujudan iman kepercayaan akan perintah Tuhan. Kewajiban agama merupakan perwujudan sosial dengan sedekah sebagai perikemanusiaan, berdoa sebagai ketergantungan hidup, dan berpuasa sebagai solidaritas sesama. Namun, kewajiban agama juga merupakan perwujudan lahiriah di mana ajaran Tuhan dipraktikkan secara nyata, demi kepentingan sesama dan diri sendiri. Karena itu, motivasi dalam pelaksanaan kewajiban agama menjadi penting. Tuhan menginginkan setiap orang Kristen untuk memiliki motivasi yang murni dan tulus dalam melakukan kewajiban agama. Dasar motivasi itu adalah KETAATAN untuk memperkenan hati Tuhan. Hindarilah dan buanglah semua motivasi yang ingin dilihat dan dipuji oleh manusia, sebab hal itu tidak membawa keuntungan apa-apa.

STUDI PRIBADI: Mengapa “motivasi” menentukan nilai ibadah atau prilaku keagamaan seseorang? Bagaimana kita mengetahui bahwa motivasi seseorang adalah tulus?
DOAKAN BERSAMA: Berdoalah bagi jemaat Tuhan agar mereka memiliki motivasi yang tulus dan ketaatan yg benar dalam menjalankan kewajiban keagamaannya, sehingga ibadah dan prilakunya diperkenan Tuhan.





..:: Artikel yang Berkaitan ::..

Leave a Reply