You can visit my mobile version blog at http://blogpoenyabudi.blogspot.com/?m=1

Perspektif 24 October 2011

Pembaruan Diri vs Prestasi? (1)
Bacaan hari ini: Kolose 3:5-11
“Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah...” (Roma 12:2)

Dunia sekarang ini semakin menitikberatkan pada prestasi sebagai dasar untuk menentukan identitas seseorang. Orang yang sukses dalam hidupnya adalah orang yang diukur berdasarkan hasil kerja atau karyanya. Banyak “figur publik” dunia (seperti Tiger Wood, Putri Diana, dan figur lainnya) yang dipuja oleh jutaan orang karena kesuksesan mereka meraih prestasi atau berbagai kegiatan sosial, ternyata memiliki kehidupan pribadi yang tidak beres.

Dunia yang menekankan prestasi adalah dunia yang berorientasi pada achievements (hasil/pencapaian), sehingga eksistensi seseorang dinilai berdasarkan hasil kerjanya. Karena itu, karir jauh lebih penting daripada karakter; “doings” jauh lebih bernilai ketimbang “being.” Semangat seperti demikian bukan hanya ditemukan dalam tatanan hidup duniawi. Tetapi juga sudah sudah merasuk ke dalam struktur kehidupan gerejawi. Gereja yang sukses adalah gereja yang banyak meraih achievements dalam perjalanan waktu yang singkat. Bahkan, kehidupan iman seseorang juga ditentukan dari pencapaian-pencapaian materi atau prestasi tertentu, dan bukan dari kehidupan pribadinya. Keberhasilan atau suatu prestasi pasti sangat membanggakan. Namun, jika hal ini yang menjadi tolok ukur segalanya dalam menilai identitas seseorang atau hidup kekristenan kita, maka kita akan mudah melupakan yang esensi dan dapat menghalalkan segala cara, demi sebuah keberhasilan.

Sebenarnya, mana yang lebih penting, antara doings dengan being? Nasehat Paulus dalam Kitab Roma 12:2, Efesus 4:23-24 dan Kolose 3:10, semua berbicara tentang pembaharuan diri manusia dalam kaitannya dengan karakter orang percaya sebagai manusia baru dalam Kristus. Ini berarti, being lebih utama daripada doings. Jadi, hidup kekristenan seseorang tidak bisa diukur atau dinilai dari prestasi lahiriah yang diraihnya, melainkan dari pembaharuan karakternya. Sebab itu, sebagai manusia baru dalam Kristus, pembaharuan diri jauh lebih penting dari prestasi yang kita raih dalam hidup ini.

STUDI PRIBADI: Bagaimana kita menilai kehidupan rohani seseorang? Mengapa pembaharuan karakter jauh lebih penting dari prestasi lahiriah, bagi orang Kristen?
DOAKAN BERSAMA: Berdoalah bagi orang Kristen agar mereka tidak hanya mengejar prestasi lahiriah mereka, tetapi juga memperhatikan pembaruan budi dan kehidupan mereka sebagai ciptaan baru yang ada di dalam Kristus. 
 





..:: Artikel yang Berkaitan ::..

Leave a Reply