You can visit my mobile version blog at http://blogpoenyabudi.blogspot.com/?m=1

Perspektif 30 October 2011

Tegoran dan Hajaran Tuhan (3)
Bacaan hari ini: Wahyu 3:14-22 (lanjutan)
“Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar; sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah.” (Wahyu 3:19)

Allah menegor dan menghajar kita karena kasih, tetapi tindakan Allah yang baik ini tidak selalu mudah ditangkap oleh yang bersangkutan, baik secara pribadi, di dalam lingkup keluarga, maupun organisasi yang lebih besar. Contoh kehidupan umat Allah yang tercatat dalam Alkitab dan kesaksian hidup kita sendiri membuktikan bahwa memang tidak begitu mudah untuk dapat memahami kebenaran agung ini. Mengapa begitu?


Pertama, karena ini berhubungan dengan kepekaan untuk menyadari kesalahan diri sendiri. Kedua, juga berhubungan dengan kerelaan untuk mengakui kesalahan. Sekalipun kita peka atau tahu, bahwa kita telah melakukan kesalahan, namun seringkali kita tidak memiliki kerelaan untuk mengakuinya di hadapan Tuhan; bahwa kita cenderung mengabaikannya. Sulitnya kita melakukan keduanya, karena keduanya berhubungan dengan ego kita yang begitu sensitif. Mengetahui suatu kesalahan adalah lebih mudah, karena itu bergantung pada pengetahuan kita tentang benar atau salah; tapi untuk mau menyadari dan mengakuinya adalah jauh lebih sulit karena dominasi ego atas diri manusia, begitu kuat. Namun, itulah yang Allah harapkan dari kita; agar kita mau menyadari dan mengakuinya!

Orang berubah menjadi lebih baik, bukan hanya pada saat dia tahu tentang yang benar dan yang salah, tapi justru dimulai ketika dia menyadari dan mengakui kesalahannya. Respons hati terhadap tegoran Tuhan, itulah titik awal dari perubahan hidup yang sejati. Allah menegor kesalahan anak-anak-Nya, dan Allah mau supaya anak-anak-Nya menyadari apa yang sedang terjadi, dan mengakuinya.

Orang lebih mudah melihat dan menilai suatu kesalahan yang dilakukan orang lain, tapi sulit menyadari dan mengakui kesalahan dirinya, sehingga tidak ada perubahan terjadi dalam hidupnya. Hal ini membutuhkan kepekaan hati kita untuk menyadari suatu kesalahan, dan membutuhkan kerendahan hati untuk mengakui kesalahan. Semua itu, jika kita lakukan, akan mendatangkan rasa malu dan sakit, tetapi Allah menuntut respon demikian, karena Dia ingin kita menjadi baik dan berkenan kepada-Nya.

STUDI PRIBADI: Apa yang membuat kita tidak peka terhadap kesalahan kita? Apa yang membuat kita tidak mau mengakui kesalahan?
DOAKAN BERSAMA: Berdoalah bagi pemuda/i Kristen agar mereka memiliki kepekaan terhadap kesalahan serta kerendahan hati untuk mengakuinya di hadapan Tuhan, sehingga mereka menjadi taat kepada Tuhan sejak masa muda. 
 





..:: Artikel yang Berkaitan ::..

Leave a Reply