You can visit my mobile version blog at http://blogpoenyabudi.blogspot.com/?m=1

Perspektif 27 November 2011

Pemimpin yang Baik
Bacaan hari ini: 1 Raja-raja 3:1-15
“Maka berikanlah kepada hamba-Mu ini hati yang faham menimbang perkara untuk menghakimi umat-Mu dengan dapat membedakan antara yang baik dan yang jahat...” (1 Raja-raja 3:9)

Setiap orang dapat menjadi pemimpin; namun tidak semua orang bisa menjadi pemimpin yang baik. Pemimpin yang baik juga bukan berarti bahwa ia adalah seorang yang dapat menyenangkan semua orang; atau memuaskan semua keinginan orang. Jika demikian, bagaimanakah seseorang dapat menjadi pemimpin Kristen yang baik?

Pertama, menaati perintah Tuhan. Integritas seorang pemimipin tidak dapat diukur dari kedudukan/jabatan yg diembannya. Artinya, kedudukan seseorang yang semakin tinggi, tidak berarti secara otomatis membuktikan bahwa dirinya semakin berintegritas. Integritas seorang pemimpin Kristen hanya dapat diukur dari ketaatannya terhadap perintah Tuhan. Semakin seorang pemimpin taat kepada Tuhan, maka semakin efektif pula segala yang dikerjakannya. Itu sebabnya, selama Salomo dapat menaati perintah Tuhan, kepemimpinannya menjadi semakin efektif dan kerajaannya pun semakin kokoh (1Raj. 2:46).


Kedua, berlaku bijak. Menjadi seorang Raja di usia yang relatif masih muda, bukan hal yang mudah bagi Salomo. Pengalamannya yang masih minim dalam menyelesaikan persoalan masyarakat, mendorongnya untuk meminta kebijaksanaan dari Tuhan. Apa itu “kebijaksanaan dari Tuhan?” Nampaknya yang dimaksud kebijaksanaan ini adalah “hikmat/kemampuan untuk menimbang perkara dengan benar” (1Raj. 3:9). Inilah yang diminta Salomo dari Tuhan, agar Tuhan memberikan kepadanya hati yang bijak. Permintaan ini mencerminkan, bahwa Salomo mengambil sikap yang bijak bagi dirinya sendiri, dengan tidak meminta kekayaan, melainkan hikmat. Dengan kata lain, hal utama yang dibutuhkan oleh seorang pemimpin yang baik ialah, ia mengerti bagaimana membawa dirinya pada apa yang benar dan tepat; ia memenuhkan dirinya dengan kebenaran dan kebijaksanaan; kemudian barulah ia dapat bersikap bijak. Apabila seorang pemimpin tidak dapat bersikap benar/bijak terhadap diri sendiri, maka ia tidak akan berlaku bijak kepada orang lain. Itu sebabnya, Salomo tidak meminta perkara yang lain, kecuali kebijaksanaan; sehingga ia dapat memerintah dengan bijak.

STUDI PRIBADI: Sikap apa yang diperlukan oleh seorang pemimpin yang baik? Mengapa seorang pemimpin tidak langsung menunjukkan bahwa ia orang yang berintegritas?
DOAKAN BERSAMA: Berdoa bagi orang tua, pengurus yayasan, dan pengurus gereja yang Anda kenal, agar mereka dapat menjadi pemimpin yang bijak dengan berpegang teguh pada kebenaran Kristus sehingga memuliakan nama Tuhan.

Download Versi PDF





..:: Artikel yang Berkaitan ::..

Leave a Reply