You can visit my mobile version blog at http://blogpoenyabudi.blogspot.com/?m=1

Perspektif 25 April 2011

Hidup Berpusat pada Allah
Bacaan hari ini: Lukas 12:13-34
“Tetapi carilah Kerajaan-Nya, maka semuanya itu akan ditambahkan juga kepadamu.” (Lukas 12:31)

Apa jadinya jika kita hidup berpusatkan pada diri sendiri, dan tidak berpusat pada Allah? Pertama, ketika hati kita terpusat pada diri kita sendiri, maka kita tidak memberikan tempat bagi Tuhan (ay. 21). Dalam perumpamaan tentang “orang kaya yang bodoh,” kita perlu garis-bawahi, bahwa perumpamaan ini tidak menghakimi orang karena kekayaannya, karena mungkin kekayaannya diperoleh dengan cara yang jujur. Tapi, yang disoroti adalah bahwa ketika petani ini melihat hasil panennya yang berlimpah-limpah, dia tidak melihat tangan Tuhan sama sekali. Yang dia lihat hanyalah hasil usahanya sendiri. Dia lupa bahwa semua itu tidak terlepas dari tangan Allah yang memberkati.

Kedua, ketika hati terpusat pada diri kita sendiri, itu berarti bahwa kita telah meniadakan Tuhan dalam perencanaan hidup kita (ay. 17-19). Tidak ada yang salah dengan keinginannya untuk membangun lumbung yang lebih besar. Masalahnya terletak pada kenyataan, bahwa ia meniadakan Tuhan dalam seluruh perencanaannya. Dalam bahasa Yunani, kata ganti orang pertama tunggal “punyaku” muncul 4 kali dan “aku” muncul 8 kali. Hal ini menunjukkan bahwa orang ini tidak memahami dengan jelas antara kepemilikan dan penatalayanan. Ia harusnya mengerti, bahwa apa yang dimiliki bukanlah untuk dimiliki sendiri, melainkan Tuhan menitipkan pada kita, untuk kita kelola.

Ketiga, ketika hati terpusat pada diri sendiri maka kita akan menempat-kan harta kita di tempat yang salah (ay. 20-21). Semua kekayaan yang ada pada diri kita saat ini, pasti, pada suatu hari nanti, semuanya akan diambil dari kita dan kita harus memberi pertanggungan-jawab tentang bagaimana kita mengelolanya. Dalam ayat 33 dikatakan, “Buatlah bagimu pundi-pundi yang tidak dapat menjadi tua, suatu harta di sorga yang tidak akan habis, yang tidak dapat didekati pencuri dan yang tidak dirusakkan ngengat.” Harta haruslah ditempatkan pada tempat yang benar. Orang kaya yang bodoh ini telah menempatkan hartanya pada tempat yang salah, yaitu bagi dirinya sendiri. Lalu, bagaimanakah dengan diri kita?

STUDI PRIBADI: Apa dampak dari orang yang hidup berusat pada diri sendiri? Mengapa seseorang bisa melupakan Tuhan dalam hidupnya?
DOAKAN BERSAMA: Berdoalah pada Tuhan, agar kita diberikan hikmat untuk mengelola apa yang kita miliki; baik harta, waktu dan kemampuan kita, untuk memuliakan Tuhan, sehingga kita bisa mempertanggungjawabkan hidup kita di hadapan Tuhan.





..:: Artikel yang Berkaitan ::..

Leave a Reply