You can visit my mobile version blog at http://blogpoenyabudi.blogspot.com/?m=1

Perspektif 11 Mei 2011

Bijaksana Dalam Tuhan
Bacaan hari ini: Amsal 12:1-4
“Siapa mencintai didikan, mencintai pengetahuan; tetapi siapa membenci teguran, adalah dungu.” (Amsal 12:1)

Kita hidup dalam dunia yang sudah dipenuhi dengan keinginan untuk sukses. Ketika sukses, kita cenderung lupa diri dan membanggakan diri sendiri. Kata “proud” (positif) menjadi “pride.” Ketika angkuh, kita tidak mau mendengar perkataan/nasehat orang lain. Hal yang sama juga nyata terjadi dalam keluarga-keluarga zaman sekarang; banyak keluarga retak karena keegoisan pribadi. Mereka tidak mau mengalah dan merasa benar selalu. Amsal tidak sekadar bicara tentang pengetahuan akal budi (intelek) saja, tapi juga pribadi seseorang.

Ketika sedang di puncak keagungannya, Salomo adalah “contoh dari orang yang berhikmat.” Ia berdoa agar memiliki hati yang dapat membedakan antara yang baik dan yang jahat. Hikmat adalah karunia dari Allah, disertai dengan kerendahan hati. Inti dari hikmat yang dipaparkan di Amsal, ada 5 bagian, yakni: (1) Jangan bodoh, haruslah punya hikmat, (2) Hati-hati dengan perkataan, (3) Perhatikan keluarga secara serius, (4) Bekerja keraslah, dan (5) Sukses di mata Tuhan.


Bagaimana dapat menjadi orang yang bijaksana? (i) Kita harus belajar mendengarkan orang lain (ay. 1). Kita didorong untuk memiliki hikmat dan memilih keputusan yang tepat. Ketika Raja Salomo menghadapi permasalahan, dia mendengar dan membuat keputusan yang tepat, didasari hikmat. (ii) Kita harus belajar mengontrol perkataan kita (ay. 2). Lidah bagaikan api yang menghangatkan atau membakar, bergantung tujuannya. Ditunjukkan ada kekontrasan, antara orang baik dan penipu. (iii) Kita harus mempunyai integritas yang tinggi (ay. 3). Ironisnya, kita cenderung munafik dan tidak memiliki ketulusan hati. (iv) Kita harus memiliki karakter yang baik (ay. 4).

Apakah kita boleh berbangga? Kita boleh berbangga, yakni terhadap pencapaian kita dan hal itu harus didasari dengan: (a) Pengenalan akan diri sendiri. Orang yang tidak mengenal dirinya sendiri akan berkelakuan tidak sesuai dengan identitasnya (bnd. Rut 3:11; Ams. 31:10-3). (b) Pengenalan akan Tuhan. Orang yang mengenal Tuhan lebih bergantung pada hikmat Tuhan. Bagaimana dengan kita?

STUDI PRIBADI: Mengapa banyak keluarga pada masa kini sering mengalami keretakan dan perpecahan hubungan? Nasihat apa yang bisa kita dapatkan dari Amsal 12:1-4 ini?
DOAKAN BERSAMA: Berdoalah bagi setiap keluarga Kristen agar mereka memiliki keharmonisan keluarga dan relasi yang baik di antara anggota keluarga yang ada, sehingga nama Tuhan dipermuliakan.





..:: Artikel yang Berkaitan ::..

Leave a Reply