You can visit my mobile version blog at http://blogpoenyabudi.blogspot.com/?m=1

我爱你 - Te A Mo

This Story by my Friend : Duma Pratiwi
Edited by Admin

    Hatiku sudah hancur selama 4 tahun ini Albert meninggalkanku begitu saja tanpa jejak. Saat Terakhir itu dia hanya berkata padaku bahwa dia sangat mencintaiku dan suatu hari aku akan kembali untuk melamarmu. huh...tapi bila mengingatnya, hatiku seperti di iris iris. Teng....teng...teng... jam dingdong dirumahku menunjukkan bahwa saat ini Boston menunjukkan pukul 3 pagi. Tapi daritadi aku tidak bisa tidur. Kuambil walkman dan kuputar lagu Unbreakable milik Westlife.

         " Non..non..non.. bangun.." Suara Matilda membangunkanku.
         " Ada apa sih?"
         " Begini non, kakak nona masuk rumah sakit, karena tadi malam saat pulang dari pesta bersama walikota, kaka nona tertimpa longsoran tanah."
         " Hah..!!!"

    Cepat - cepat aku mandi dan pergi ke rumah sakit. Sebetulnya aku sedih sekali. Hari ini ultahku yang ke -17. Padahal dia janji akan mengajakku putar putar USA. Tapi malah dia kecelakaan. Yang bikin aku tambah sedih, kakak perempuanku satu satunya meninggalkanku selama lamanya.



    Sebulan kemudian, saat liburan musim panas selesai.
        " Kamu kenapa sih? Kok begitu masuk muka kaya jeruk, kusam." tanya felinda teman baikku.
        " Emangnya kamu tidak tahu fel? kakakku sudah meninggal.."
        " oh my God, im so sorry ..i didn't know that..."

   Saat aku membuka lokerku diwaktu pulang, aku menemukan sepucuk surat, isinya

For You..
Jessica aku sudah kembali
Penantian rindumu selama 4 tahun
bisa kau sembuhkan. Datanglah ke Cafe Escape
di lexsburg street.
Aku akan tunggu kamu disana ( sekarang)

Sayangmu..

Albert

    Surat itu sangatlah mengejutkanku. Kututup lokerku dan kuberlari kearah Felinda, ku tarik dia keluar. dan ku cegat taxi.

       " Ada apa sih? kok sampai aku kau culik seperti ini?" Gerutu felinda sambil mengomel.
       " Tenang saja.."

    Saat di cafe itu aku tidak melihat sosok Albert  yang ku ingat 4 tahun lalu. Sekarang ia tampak gagah, Cool, Sweet dan macho. Aku dan Felinda terbengong bengong olehnya.

       " Ada apa sih, mau diperiksa lagi ya?" sapa lembut albert sambil memanggilku.
       " Ayok duduk disini." sambungnya

    Aku dan felindapun  duduk. Dan albert berkata padaku
      
        " Begini jessica. Sebenarnya janji yang kuucapkan 4 tahun lalu, tidak bisa aku tepati. Karena orangtuaku memintaku untuk menikah  dengan Marry, anak konglongmerat dari San Fransisco itu."

    Aku hanya bisa diam dan terpaku

       " Sekarang aku sudah bertunangan. Sebetulnya aku tidak mau, tetapi mereka tetap memaksa aku. Ini undangannya. Maukah kamu datang?" sambil menyodorkan undangan kearahku dan felinda.

     Setelah berkata seperti itu, Albert pamit dan meninggalkan kami berdua.

       " Felinda, apakah aku tadi bermimpi?" tanyaku
       " Tidak, ini kenyataan.." kata felinda padaku

    Akhirnya aku pulang bersamanya, dan ia mengantarku sampai kedepan rumah. Sesampainya aku dikamar, aku menangis. Aku mengambil fotoku bersama albert. Tapi sesaat kemudia aku tertidur. Aku bermimpi dan hati kecilku berbicara buat apa aku menangis? Memang lelaki didunia ini hanya dia?...
    Saat yang kutunggu tunggu telah tiba, aku memakai tanktop warna putih dan celana cut bray hitam, aku datang kegereja bersama felinda. Saat aku melihat albert, aku tersenyum. Lalu ia mendekatiku.

        " Hai..akhirnya kamu mau bersedia datang.." ucapnya menyapa.
        " Tentu donk, masak teman menikah, aku tidak datang?" ucapku enteng
        " Apa? Teman? kamu sudah menganggap aku sebagai teman?"
        " Iya.. Masak kamu sudah menikah tapi tetap masih mau ku anggap sebagai pacarku? itu tidak boleh kan?" ucapku sambil melangkah ke halaman gereja untuk pulang.
        " Jessica...Jessica..!!tunggu.."
  
    Aku berlari keluar gereja dan kucegat taxi. Waktu sudah menunjukkan pukul 23.00. Aku menangis didalam kamar..dan tiba tiba....." Krrriiinnnngggg..." bunyi telepon membuatku kaget.

        " Halo.."
        " Halo, Jessica, mengapa kamu lari meninggalkanku tadi? dan aku mencoba menghubungimu dirumah tetapi tak ada respon. Memangnya kamu kemana?" omel felinda.
        " Aku hanya dirumah lin, aku tidur."
        " Tidur? hmm.. kalau aku menjakamu ke cafe mau tidak?"
        " Boleh.."

    Setengah jam kemudian felinda datang menjemputkan

        " lin, masak ada sih cafe yang masih buka malam malam begini? Kamu gila ya?" tanyaku tersadar.
        " Udah ...kalau begitu kita ke club aja."
        " Oke deh kalau begitu."

    Sesampainya di club, aku melihat albert sedang minum minum tampaknya dia sudah mabuk. Tapi yang aneh dia memakai hem putih, yang dikenakan tadi pagi, serta disampinya dasi dan jasnya diletakkan. Aku bingung dan tanya pada Felinda.

         " Felinda, albert itu kenapa? seperti tidak jadi menikah?"
         " Aku tidak tahu,coba kau tanya sendiri saja."

    Kuberanikan diri mendekatinya dan bertanya.

         " Albert.." Panggilku.

    Pertama tama dia hanya diam saja dan tersenyum, tetapi setelah membayar minumannya. Dia menarikku keluar dari club itu dan mengajakku berjalan sampai ke gereja. Aku dan albert masuk kedalamnya. Dia menarikku sampai ke altar dan setela itu dia berteriak..

         " Tuhan!!!! Lihatlah aku! Aku menderita karena orang yang berdiri disana tidak mempercayai ku. Sekarang aku menyakinkan dia. Jessica!! Didalam gereja ini, dihadapan mimbar ini dan dihadapan Tuhan, aku akan mencintaimu dan nanti kita akan beranak cucu bersama. Itulah janjiku dihadapan gereja yang suci ini!! "

    Setelah berkata demikian dia mendekatiku dan mencium bibirku. Mulutnya sangat bau alkohol. Tapi karena kelembutannya, bau tersebut tidak terasa. Setelah menciumku, ia mengajakku keluar gereja. Saat keluar gereja, hujan sangat deras melanda kotaku. dan memaksaku untuk berteduh di gua Maria. Aku duduk ditangga, setelah itu albert menyusulku. Ia menaruh kepalanya dipundakku. Dan berkata, ada 2 bintang tetap bersinar walaupun hujan, sambil menatap langit iapun berkata. " Itulah mars dan Venus.  Aku mars, dan kamu venus nya. Kita akan bersinar selamanya." Setelah ia berkata seperti itu, albert tertidur, dan kupindahkan kepalanya ke pangkuanku. Rasanya setelah itu aku mendapatkan hidup baru, karena albert sangat mencintaiku. Setahun kemudian aku dan albert bertunangan.
Albert benar benar menepati janji sucinya. Sekarang tinggal 3 hari lagi hari pernikahanku. Aku sangat mencintainya, begitupun sebaliknya. Dan suatu saat tersiar berita bahwa Marry mengalami kecelakaan pesawat hingga meninggal.

" Cinta itu begitu indah. Tapi kadang cinta menberi kita cobaan yang berat, sehingga kita putus asa terhadap cinta. Tapi bila kita bisa bertahan maka cobaan itu akan berakhir. Dan kita akan menemukan keindahan cinta itu lagi. "





..:: Artikel yang Berkaitan ::..

Posted in:
Tags:

Leave a Reply