You can visit my mobile version blog at http://blogpoenyabudi.blogspot.com/?m=1

Banjir dan Cuaca Ekstrem Akan Makin Sering Terjadi

Banjir besar yang menghampiri Thailand, gelombang hawa panas yang mendera Rusia, sampai banjir di Texas, adalah contoh-contoh kecil dari bencana yang akan terjadi di dunia yang menghangat. Itulah peringatan yang datang dari ilmuwan iklim dan pakar bencana internasional usai bertemu di Afrika.

Panel ilmuwan tersebut menyatakan bahwa dunia harus bersiap untuk cuaca ekstrem yang tak terduga dan lebih berbahaya akibat kenaikan rata-rata suhu global. Para pakar ini khawatir, tanpa persiapan, cuaca ekstrem akan menyerang suatu wilayah, sehingga wilayah itu tidak dapat ditinggali lagi.

Intergovernmental Panel on Climate Change atau IPCC yang pernah memenangkan Nobel Perdamaian mengeluarkan laporan khusus akan pemanasan global dan cuaca ekstrem, Jumat (18/11) setelah bertemu di Kampala, Uganda.


Inilah untuk pertama kalinya kelompok ilmuwan ini berfokus pada bahaya cuaca ekstrem seperti gelombang hawa panas, banjir, kekeringan, dan badai. Bencana-bencana yang terjadi selama ini terjadi lebih berbahaya seiring semakin meningkatnya suhu rata-rata dunia.

Contohnya, laporan ini memprediksi bahwa di Asia Tenggara -- termasuk Indonesia-- dengan banjirnya yang semakin besar, bahwa bencana itu akan terjadi empat kali lebih sering dari sekarang.

Selain itu, gelombang hawa panas yang biasanya terjadi satu dalam setiap generasi manusia, akan terjadi sekali tiap lima tahun pada pertengahab abad, dan setahun sekali dalam 100 tahun mendatang. Dan di beberapa tempat, seperti Amerika Latin, Afrika, dan sebagian besar Asia, gelombang hawa panas ini akan terjadi tahunan.

Dan hujan badai deras yang biasanya terjadi sekali setiap 20 tahun, kini akan terjadi semakin sering. Di sebagian besar kawasan Amerika Serikat dan Kanada, bencana itu akan terjadi tiga kali lebih sering saat pergantian abad, jika penggunaan bahan bakar fosil berlanjut dalam skala seperti sekarang.

Seorang ilmuwan menunjuk bukti bahwa kekeringan yang terjadi dan banyaknya hari dengan suhu 38 derajat Celsius di Texas dan Oklahoma sudah menjadi rekor tersendiri bulan terpanas di Amerika Serikat.

"Saya rasa sudah saatnya kita sadar," kata salah satu penulis laporan penelitian ini, David Easterling, kepala bagian penerapan iklim global di Kantor Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional AS. "Kemungkinan bencana-bencana ini terjadi lebih sering di masa depan akan lebih besar."

Laporan ini juga menyebutkan bahwa para pemimpin dunia harus bersiap lebih baik untuk cuaca ekstrem.

"Kita harus khawatir," kata salah satu penulis utama laporan ini, Maarten van Aalst, direktur Pusat Iklim Palang Merah/Bulan Sabit Merah di Belanda. "Dan kira harus meresponnya dengan mengantisipasi bencana dan mengurangi risiko sebelum terjadi, daripada menunggu dan menyelamatkan orang sesudahnya...Risiko bencana sudah meningkat secara dramatis."

Ilmu pengetahuan sudah berkembang cepat dalam beberapa tahun terakhir sehingga kini ilmuwan dapat merunut kenaikan kejadian cuaca ekstrem dengan pemanasan global, kata penulis lain laporan ini Thomas Stocker di University of Bern.

Ringkasan laporan berisi 29 halaman ini akan disempurnakan dalam beberapa bulan ke depan. Laporan juga menyatakan bahwa bencana di satu daerah akan semakin buruk sampai-sampai ada wilayah yang harus ditinggalkan. Kawasan-kawasan tersebut kemungkinan terjadi di negara miskin, menurut van Aals.

Tetapi, para penduduk kota juga harus waspada, bisa saja sebuah kota harus pindah karena cuaca ekstrem dan kenaikan permukaan air laut (juga akibat pemanasan global) akan menenggelamkan sebuah kota.

Panel ilmuwan ini dibentuk oleh PBB dan Organisasi Meteorologi Dunia. Dalam laporan tahunan mereka sebelumnya, IPCC hanya menyebut sekilas soal cuaca ekstrem. Kali ini, para ilmuwan memutuskan untuk menyoroti apa yang menjadi penyebab semakin seringnya terjadi cuaca ekstrem. (AP)





..:: Artikel yang Berkaitan ::..

Leave a Reply