You can visit my mobile version blog at http://blogpoenyabudi.blogspot.com/?m=1

Perspektif 03 November 2011

Talenta, Disembunyikan?
Bacaan hari ini: Matius 25:14-30
“Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung-jawab dalam perkara besar.” (Matius 25:20-21)

Daniel Paul Tammet dianggap sebagai manusia dengan otak paling brilian. Pria asal Inggris ini fasih berbicara dan menguasai 10 bahasa di dunia, dan bisa dengan cepat belajar bahasa baru dalam kurun waktu hanya satu minggu. Selain memiliki kemampuan istimewa, Tammet juga memiliki kemauan untuk senantiasa mengasah dan mengembangkan kemampuannya. Hal ini terbukti melalui berbagai hal yang dia lakukan sepanjang hidupnya. Seandainya Tammet hanya duduk, bersantai-santai dan bersenang-senang, maka dia tidak akan menghasilkan hal-hal yang sebanding dengan kemampuannya.


Kita tidak tahu, apakah Tammet seorang anak Tuhan atau bukan. Namun sikap hidupnya sejalan dengan apa yang Tuhan kehendaki, yaitu memaksimalkan talenta yang ia miliki. Tuhan tidak menginginkan talenta yang Dia berikan, terbuang sia-sia. Sebaliknya, Tuhan memberikan talenta supaya anak-anak-Nya dapat memaksimalkannya, demi kemuliaan-Nya.

Perumpamaan talenta ini menuntun kita kepada pemahaman bahwa Tuhan tidak menuntut hasil yang sama dari tiap anak-Nya. Hamba pertama dan kedua mempersembahkan hasil yang berbeda, namun tuannya puas dengan hasil keduanya. Ukuran rasa puas sang tuan adalah usaha yang maksimal. Sedangkan hamba ketiga dikatakan sebagai hamba yang jahat dan malas karena ia tidak mengusahakan talentanya. Intinya, Tuhan tidak meminta lebih dari pada yang dapat kita berikan kepada-Nya. Namun, Dia juga tidak mau menerima kurang dari yang seharusnya dapat kita berikan. Tuhan lah yang paling mengerti kemampuan setiap anak-Nya.

Saat ini, banyak orang Kristen hanya menjadi pengunjung setia ibadah Minggu, tanpa mau terlibat dalam pelayanan. Takut waktunya berkurang, merasa tidak memiliki kemampuan untuk melayani, takut dikritik, dsb-nya. Waspadalah bila kita termasuk kategori ini, sebab kita berpotensi menjadi “pengubur-pengubur” talenta Tuhan. Janganlah gentar jika pelayanan kita tidak sehebat pelayanan orang lain. Tuhan tidak menuntut kehebatan kita, melainkan kesungguhan kita dan memaksimalkan talenta titipan-Nya.

STUDI PRIBADI: Bagaimana seseorang dapat mengetahui bahwa ia telah mengusahakan talenta Tuhan dengan maksimal? Apa yang menjadi ukurannya?
DOAKAN BERSAMA: Doakan anak-anak Tuhan yang belum memaksimalkan talentanya, supaya memiliki keberanian dan kekuatan untuk mengusahakan talentanya dengan maksimal sehingga dapat menjadi berkat bagi sesama dan diri sendiri.


Download Versi PDF





..:: Artikel yang Berkaitan ::..

Leave a Reply