Oleh Tole
Museum Tsunami
Terletak di Jalan Sultan Iskandar sekitar 1 km dari Masjid Raya Banda
Aceh, Museum Tsunami boleh dikatakan sebagai salah satu bangunan
paling megah dan menonjol di Banda Aceh. Bangunan yang berdiri di lahan
seluas 1 hektare ini benar-benar jadi simbol kenangan masyarakat Aceh
atas peristiwa tsunami. Dari kejauhan, museum ini tampak seperti kapal
empat tingkat dengan dekorasi oriental dan atap yang menggambarkan
ombak.
Museum ini berisi berbagai benda peninggalan, lukisan-lukisan tentang
tsunami serta hal-hal lain yang berkenaan dengan peristiwa itu. Museum
ini juga memiliki Escape Hill, sebuah taman berbentuk bukit yang dapat
dijadikan sebagai salah satu lokasi penyelamatan jika datang banjir atau
tsunami, serta The Hill of Light, tempat para pengunjung dapat
meletakkan karangan bunga.
Museum Tsunami dibuka sejak tiga tahun lalu. Memasuki museum ini,
pengunjung seperti merasa berjalan di antara celah air berkat kombinasi
konstruksi dinding dan lantainya. Di dalamnya, terpampang segenap
dokumentasi tsunami seperti foto-foto korban, kisah-kisah mereka yang
selamat, serta simulasi elektronik gempa di bawah laut yang menyebabkan
munculnya gelombang setinggi 30 m.
Pantai Ulee Lheue menghadap langsung ke Samudera Hindia, asal
gelombang tsunami setelah gempa besar di pengujung 2004. Pantai ini
sekarang jadi lokasi favorit warga untuk menghabiskan waktu senggang
sore hari, dan menanti saat matahari tenggelam.
Wajah kawasan Ulee Lheue sungguh rapi, bersih dan rindang. Jalan
lebar dua lajur, bantaran pantai nan lega, serta debur ombak laut
menjadi pesona Ulee Lheue yang menarik pengunjung. Sepanjang tepian
jalan, para penjual jagung bakar dengan ramah menawarkan jagung muda dan
aneka minuman panas.
Di salah satu sudut pantai, Masjid Baiturrahim — yang dibangun tahun
1922 — masih berdiri tegak. Saat tsunami tujuh tahun lalu, sekitar
100-an warga Ulee Lheue berlarian menyelamatkan diri mereka ke lantai
dua masjid ini.
Namun, datang tiga kali gelombang besar beruntun yang menyapu mereka.
Warga setempat menuturkan, dari 100-an orang yang berlindung, hanya
sembilan yang selamat.
Masjid Baiturrahim Ulee Lheue merupakan satu-satunya bangunan di
pinggir Pantai Ulee Lheue yang tetap berdiri kokoh meski diterjang
tsunami.
--
Foto Museum Tsunami: Tempo/Panca Syurkani
Foto Museum Tsunami: Tempo/Panca Syurkani
Foto Ulee Lheue: Tempo/Zulkarnain