“
Siapa saja di antara Anda yang mulai jarang ke bioskop karena tak ada pilihan film yang bagus?Ini memang jenis film yang keluar dari mainstream, tapi berkualitas.”
Sejak film Hollywood tak lagi masuk ke Indonesia, kita hanya disisakan beberapa film produksi studio independen, film-film buatan negara tetangga, dan film-film lokal berjudul horor dengan bumbu seksual. Bahkan saking banyaknya film Indonesia yang bergenre horor-semiporno, film-film seperti inilah yang muncul di pikiran kita saat mendengar seseorang menyebut '"film lokal."
Dedi Setiadi sudah muak dengan tren ini. Aktif sebagai sutradara sejak tahun 80'an, Dedi memiliki idealisme yang tak tergoyahkan. Ia hanya mau memproduksi tontonan yang berkualitas, bukan hanya mengejar jumlah penonton atau pemasukan. Terbukti dari sejumlah serial televisi yang pernah ia sutradarai, sebut saja Losmen, ACI, Siti Nurbaya, Jendela Rumah Kita, Keluarga Cemara, dan puluhan judul lainnya.
Sudah tak terhitung lagi jumlah penghargaan yang diterimanya atas karya-karya legendaris tersebut. Tak heran jika ia berkali-kali ditawari untuk jadi sutradara film layar lebar. Tapi kenapa tak ada yang ia terima?