- Penelitian terbaru menunjukkan hasil positif atas ditemukannya obat jenis baru dari kulit katak jenis tertentu untuk sejumlah penyakit kronis dan berat.
Berkat temuan itu, para ilmuwan di Universitas Queen’s, Belfast, Irlandia Utara,
mendapat penghargaan atas hasil penelitian mereka. Hasil penelitian itu
menunjukkan kulit katak tertentu dapat bermanfaat bagi pengobatan 70
penyakit utama.
Para ilmuwan itu memperoleh penghargaan untuk
penemuan medis, the Medical Futures Innovation Awards, di London hari
Senin (6/6/2011).
Penelitian yang dipimpin oleh Profesor Chris
Shaw di Perguruan Tinggi Farmasi Queen’s itu mendapati dua jenis protein
yang dapat mengatur bagaimana pembuluh darah tumbuh.
Kelompok
peneliti tersebut adalah satu-satunya tim Irlandia Utara yang ikut serta
dalam lomba untuk memenangkan penghargaan tahun ini. Mereka mendapati
bahwa protein dari jenis kodok tertentu (katak dari jenis monkey frog)
dapat menghambat pertumbuhan pembuluh darah dan dapat digunakan untuk
membunuh sel tumor.
Profesor Shaw mengatakan bahwa kebanyakan sel
tumor hanya dapat tumbuh sampai ukuran tertentu sebelum sel itu
memerlukan pembuluh darah untuk tumbuh ke dalam tumor guna menyalurkan
zat makanan dan zat oksigen yang amat penting.
“Menghentikan pertumbuhan pembuluh darah akan mengurangi kemungkinan menyebarnya tumor dan bisa jadi akan membunuh tumor itu,” katanya.
“Hal ini memiliki potensi untuk mengubah kanker dari penyakit yang mematikan menjadi menjadi suatu kondisi kronis.”
Tim
yang dipimpin Profesor Shaw juga menemukan bahwa suatu jenis katak
raksasa (firebellied) menghasilkan protein yang dapat merangsang
pertumbuhan pembuluh darah dan dapat membantu penyembuhan pasien dari
luka dan operasi secara lebih cepat.
“(Temuan) ini berpotensi
untuk merawat berbagai penyakit dan kondisi yang memerlukan pembuluh
darah untuk pengobatan lebih cepat, seperti misalnya mengobati luka,
transplantasi organ tubuh dan kerusakan akibat stroke atau penyakit
jantung,” kata Profesor Shaw.
Menurut profesor tersebut, para
ilmuwan dan berbagai perusahaan farmasi di seluruh dunia, kendati telah
menghabiskan uang sampai sekitar US$5 miliar, belum berhasil
mengembangkan obat yang dapat secara manjur mengena pada pembuluh darah,
mengontrol dan mengatur pertumbuhannya.
“Tujuan usaha kami di
Queen’s adalah untuk membuka pintu potensi yang dimiliki alam - dalam
hal ini zat yang ditemukan pada katak dan kulit katak - untuk mengurangi
penderitaan umat manusia. Kami yakin alam ini menyimpan pemecahan atas
berbagai masalah yang kita hadapi. Kita perlu mengajukan pertanyaan yang
tepat untuk bisa menemukan pemecahan itu,” kata Profesor Shaw.
“Akan
sangat disayangkan kalau alam ini memiliki sesuatu yang berpotensi
menjadi obat manjur bagi penyakit kanker dan kita tidak berusaha sebaik
mungkin untuk membuatnya bermanfaat,” ujarnya.
Menanggapi penemuan
Profesor Shaw dan rekan-rekannya itu, anggota tim penilai Profesor
Brian Walker dan Dr Tianbao Chen menyatakan ingin mendorong para ilmuwan
agar membawa hasil penemuan mereka ke tingkat berikutnya.
“Gagasan
Profesor Shaw ini benar-benar sangat inovatif dan menggembirakan di
area yang kebutuhannya belum banyak terpenuhi,” kata tim penilai itu.
“Amatlah
penting untuk menyadari bahwa penemuan ini masih dalam tahap dini dan
banyak usaha masih harus dilakukan sebelum sampai pada tahap pengobatan
klinis,” pungkasnya (*/bbc)