- Pengguna jalan di Jakarta terbukti sebagai pengguna jalan paling tak bahagia di dunia. Berdasarkan riset Journey Experience Index yang
dilakukan perusahaan konsultan bisnis Frost & Sullivan, Jakarta
merupakan kota dengan indeks terendah dalam kepusasan pengguna jalan.
Selain
Jakarta, pengguna jalan yang mengaku tak bahagia dari segi pengalaman
perjalanan adalah warga Seoul, Korea Selatan dan Rio de Janeiro,
Brazil. Para penglaju di tiga kota tersebut secara umum memiliki rasa
ketidakpuasan terkait dengan kemacetan lalu lintas dan terlalu padatnya
transportasi publik.
“Jakarta hanya mencapai angka 30,5 poin,
sementara Seoul 35,5 dan Rio de Janeiro 45,5,” kata Vivek Vaidya, Vice
President, Automotive & Transportation Practice, Asia Pacific, Frost
& Sullivan dalam rilisnya, Jumat (17/6).
Vivek mengungkapkan
bahwa Jakarta menempati posisi paling bawah dari riset Journey
Experience Index Frost & Sullivan dibandingkan dengan angka
rata-rata global yang mencapai 61 poin.
Diungkapkannya 80 persen
dari pengguna transportasi pribadi yang disurvei tidak puas akan
pengalaman perjalanan mereka. Sebanyak 73,5 persen dari penglaju yang
menggunakan transportasi pribadi mengungkapkan kemacetan lalu lintas
sebagai masalah utama yang mereka hadapi.
Sementara 87,5 persen
dari penglaju yang mengandalkan transportasi publik merasa tidak puas
dengan pengalaman perjalanan mereka karena padatnya pengguna
transportasi publik, rendahnya tingkat kecepatan dan kemacetan lalu
lintas yang mereka hadapi.
Sebaliknya, Pengguna jalan di
Kopenhagen, Seattle dan Sydney adalah pengguna jalan paling berbahagia.
Mereka termasuk dalam kelompok pengguna jalan yang memiliki tingkat
kepuasan yang tinggi dari segi pengalaman perjalanan.
Kopenhagen
menempati urutan teratas dengan nilai 81,5 poin untuk keseluruhan
pengalaman perjalanan baik kendaraan umum maupun kendaraan pribadi. “Ini
terkait dengan tingginya penggunaan kendaraan tidak bermotor seperti
sepeda dan transportasi publik dengan sistem yang terintegrasi," tutur
Vivek.
Tercatat sebanyak 25 persen dari populasi kota-kota
tersebut menggunakan sepeda atau berjalan kaki untuk menuju tempat
aktivitas mereka. Sementara di seluruh dunia hanya kurang dari 10 persen
pengguna jalan di kota besar yang memilih sepeda atau berjalan kaki.
Tak
heran karena Kopenhagen adalah kota yang memiliki jalur sepeda yang
dirancang dengan baik sepanjang 350 km. Seattle mencetak angka
rata-rata sebesar 78.5 poin, sementara Sidney meraih 78 poin untuk
indeks tersebut.
Journey Experience Index Frost & Sullivan
tersebut dilaksanakan pada bulan September 2010 hingga Februari 2011 dan
melibatkan 14,771 responden dari 23 kota. Journey Experience Index
Frost & Sullivan merupakan bagian dari program riset Urban Mobility
Frost & Sullivan yang bertujuan untuk melacak mobilitas 27,600
penglaju dan penduduk dalam kota selama setahun lebih di 23 kota di
seluruh dunia. Riset ini merupakan studi pertama yang dilakukan pada
level global yang memberikan gambaran tentang bagaimana masyarakat
bepergian secara global, masalah-masalah yang mereka hadapi dan juga
solusi yang mereka inginkan untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Frost & Sullivan Journey Experience Index
1. Copenhagen (81.5)
2. Seattle (78.5)
3. Sydney (78)
4. San Francisco (75)
5. Dubai (72.5)
6. Los Angeles (72.5)
7. New York (71)
8. London (67.5)
9. Shanghai (67.5)
10. Frankfurt (63.5)
11. Johannesburg (62)
12. New Delhi (62)
13. Paris (61.5)
14. Kuala Lumpur (61)
15. Beijing (60.5)
16. Moscow (60.5)
17. Tokyo (60.5)
18. Singapore (54.5)
19. Mexico City (49.5)
20. Cairo (46.5)
21. Rio de Janeiro (45.5)
22. Seoul (36.5)
23. Jakarta (30.5)
1. Copenhagen (81.5)
2. Seattle (78.5)
3. Sydney (78)
4. San Francisco (75)
5. Dubai (72.5)
6. Los Angeles (72.5)
7. New York (71)
8. London (67.5)
9. Shanghai (67.5)
10. Frankfurt (63.5)
11. Johannesburg (62)
12. New Delhi (62)
13. Paris (61.5)
14. Kuala Lumpur (61)
15. Beijing (60.5)
16. Moscow (60.5)
17. Tokyo (60.5)
18. Singapore (54.5)
19. Mexico City (49.5)
20. Cairo (46.5)
21. Rio de Janeiro (45.5)
22. Seoul (36.5)
23. Jakarta (30.5)