Kematian
dan kebangkitan Kristus—merupakan topik teologis yang penting bagi iman
Kristen. Boleh dikata, kepercayaan Kristen tidak akan berarti apapun,
jika Kristus “sungguh-sungguh” tidak mati atau bangkit dari kematian.
“Kristus yang mati dan bangkit” merupakan sentral dari pengharapan hidup
orang Kristen; dan itulah inti Injil yang diberitakan oleh para rasul
dan orang-orang Kristen perdana. Mari kita merenungkan pemikiran Paulus
yang ditulis dalam 1 Korintus 15, tentang signifikansi kematian dan
kebangkitan Kristus, serta implikasinya bagi kehidupan orang percaya.
Pertama, Kristus mati karena dosa-dosa kita (1Kor. 15:3). Dalam
penjelasannya, Paulus mengatakan, bahwa kematian Kristus merupakan
sebuah penggenapan dari nubuat Kitab Suci tentang “Hamba yang menderita”
(Yes. 53:5-12), di mana penderitaan dan kematian Kristus merupakan
sebuah substitusi (pengganti); kita seharusnya binasa, tetapi karena
kasih karunia Allah, maka Kristus datang untuk mati bagi kita, supaya
kita yang percaya pada-Nya, beroleh hidup yang kekal. Alasan Allah
melakukan hal ini, adalah: (1) Ia mengasihi manusia (Yoh. 3:16), dan (2)
manusia tidak akan pernah dapat mencapai keselamatan melalui dirinya
sendiri; sebab manusia telah hidup dalam kutuk dosa (Rm. 6:23). Namun,
melalui Kristus (Rm. 5:8-10) yang mati menggantikan kita (Mrk. 10:45),
kita diselamatkan oleh kasih karunia-Nya. Inilah Injil, kabar baik bagi
orang-orang berdosa yang percaya kepada-Nya (1Kor. 15:2).
Kedua, kebangkitan Kristus memberikan jaminan kemenangan orang percaya
atas maut dan kepastian hidup kekal (1Kor. 15:57). Konsekuensi kematian
Kristus adalah kita bebas dari kuasa dosa. Namun, ini tidak akan pernah
menjadi berita yang menggembirakan, jika Kristus tidak bangkit dari
kematian; sebab kematian tanpa kebangkitan adalah hal yang sia-sia
(1Kor. 15:16-17). Faktanya, Kristus bangkit! (1Kor. 15:3-11).
Kebangkitan Kristus memberi harapan baru bagi orang percaya, bahwa apa
yang Kristus ajarkan dan janjikan adalah benar! Kematian dan
kebangkitan-Nya mengubah status kita, dari musuh Allah, menjadi
anak-anak-Nya; dari orang yang binasa, menjadi orang yang hidup dalam
kasih karunia.
Karena itu, marilah kita dengan giat mengerjakan pekerjaan mulia, selama
kita hidup dalam dunia ini; seperti yang Paulus katakan: “Tetapi karena
kasih karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada sekarang, dan kasih
karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidak sia-sia. Sebaliknya, aku
telah bekerja lebih keras dari pada mereka semua; tapi bukannya aku,
melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku” (1Kor. 15:10). Selamat
Paskah!
Posting Terbaru
Blog Archive
-
▼
2011
(678)
-
▼
April
(113)
-
▼
Apr 11
(8)
- Holidays in Hell: Bali's Ongoing Woes Versi TIME ...
- Kepemimpinan Kristen Versus Kepemimpinan Sekuler
- Kebangkitan Kristus : Kisah Kebohongan Sepanjang M...
- Kebangkitan Kristus dan Kehidupan Orang Percaya
- The Da Vinci Code: Antara Data, Dongeng dan Dusta ...
- The Da Vinci Code: Antara Data, Dongeng dan Dusta ...
- Perspektif 11 April 2011
- Perubahan tema blogpoenya budi
-
▼
Apr 11
(8)
-
▼
April
(113)
Entri Populer
Tukar Link
Blogging
All About my world. It's Content to Religion, Happens around us, indonesia, and any country
It's My World. Diberdayakan oleh Blogger.