- Kenekatan Hj Sumiyatun membawa emas
2,5 kg hanya dengan naik becak berbuah bencana. Hanya dalam waktu
beberapa detik emas bernilai ratusan juta itu dirampas perampok
bermotor.
Selain karena Hj Sumiyatun yang nekat membawa emas tanpa pengaman
yang memadai, si perampok juga sangat nekat karena merampok di tengah
keramaian suasana siang hari.
Insiden ini terjadi ketika Sumiyatun, warga Desa Sidodadi, Kecamatan
Bangilan, Tuban naik becak, pulang dari toko perhiasannya di pasar yang
tak jauh dari lokasi kejadian, yaitu Jala Raya Bangilan, Jumat (10/6).
Saat itu, sekitar pukul 11.00 WIB, Sumiyatun membawa dua tas, satu
berisi barang belanjaan dan satu lagi berisi berbagai macam perhiasan
emas dengan total 2,5 kg dan uang tunai Rp 15 juta hasil berjualan
perhiasan. Bila ditotal, isi tas kedua itu bernilai Rp 440 juta.
“Saat kejadian, korban naik becak dari pasar menuju rumah setelah selesai berjualan,” ujar Kusnan, warga setempat.
Di tengah jalan, becak itu tiba-tiba dihentikan oleh dua orang lelaki
tidak dikenal yang mengendarai sepeda motor. Karena pelaku langsung
memotong becak yang ditumpangi Bu Haji tersebut, tukang becak pun
langsung menghentikan laju becaknya.
Sejurus kemudian, salah satu dari pelaku turun dari atas motor,
kemudian mendekat dan merampas tas yang dibawa korban. Pria itu langsung
memilih tas yang berisi emas dan uang tunai itu. Namun karena tas itu
berisi harta ratusan juta, Sumiyatun berusaha sekuat tenaga
mempertahankannya.
Namun karena kalah kuat, Sumiyatun terpaksa melepaskan pegangannya
atas tas itu. Hanya dalam beberapa detik, tas itu berpindah tangan. Dan
dalam sekejap pula, kedua perampok itu pun tancap gas, sebelum
orang-orang di sekitar lokasi bertindak. “Menurut korban, tas yang
berhasil dirampas oleh pelaku berisi uang Rp 15 juta dan emas 2,5 kilo,”
sambung Kusnan.
Sumiyatun dan tukang becak itu baru berteriak minta tolong pada warga sekitar ketika kedua perampok itu sudah jauh.
“Korban berteriak minta tolong setelah tasnya dibawa kabur pelaku. Dan saat warga mendekat, pelaku sudah hilang,” imbuhnya.
Melihat dari aksi para pelaku yang dengan cepat memilih merampas tas
yang berisi banyak emas dan uang, beberapa kalangan menilai bahwa pelaku
telah menguntit korban sejak di toko emasnya. Bahkan, kemungkinan juga
pelaku telah lama mengawasi gerak-gerik serta kebiasan korban setiap
kali pulang dari pasar dengan membawa emas dagangannya.
Berdasarkan informasi, kebiasaan Sumiatun naik becak meski membawa
barang berharga sudah lama dilakukan. Selain tidak pernah terjadi
ancaman kriminal, rumah perempuan itu tidak terlalu jauh dari pasar,
sehingga kebiasaan itu terus dilakukan tanpa ada rasa curiga.
Setelah kejadian, korban kemudian mendatangi Polsek Bangilan untuk
melaporkan peristiwa perampokan yang menimpanya. Petugaspun kemudian
mendatangi lokasi kejadian untuk melakukan olah TKP serta mengumpulkan
sejumlah keterangan dari para saksi. Tak terkecuali korban dan tukang
becak yang ikut menyaksikan kejadian tersebut. Harapannya, polisi bisa
menangani kasus ini dan dapat menangkap kedua pelaku.
Sayangnya, Kapolsek Bangilan AKP Suparno ketika ditanya mengenai hal
ini enggan menjelaskan secara detail peristiwa perampokan di wilayahnya
dengan dalih semua data terkait kasus tersebut telah diserahkannya ke
Polres Tuban. “Sudah saya serahkan ke Polres semua. Silakan tanya di
Polres saja,” jawab Suparno singkat.
Terpisah, Kasat Reskrim Polres Tuban AKP Budi Santoso menjelaskan,
pihaknya masih terus melakukan penyelidikan atas perkara ini. Termasuk
dengan melakukan olah tempat kejadian perkara dan terus mengorek
keterangan dari para saksi.
Namun penyidik menemui kesulitan menggali informasi dari para saksi.
Baik Sumiyatun dan tukang becaknya tidak mampu mengenali ciri-ciri kedua
pelaku secara lebih detail. Selain kejadiannya begitu singkat, kedua
pria itu mengenakan helm teropong. Kesulitan yang sama juga ditemui
ketika polisi mencoba mencari tahu nomor polisi motor yang digunakan
kedua perampok.
Selain ciri-ciri umum, polisi hanya memastikan perampokan itu
dilakukan dua pria yang naik sepeda motor. Keduanya beraksi menggunakan
sepeda motor kemudian mencegat korban yang naik becak dan langsung
merampas tas berisi emas serta uang yang dibawa korban. “Menurut
keterangan para saksi, pelaku berjumlah dua orang. Mereka menghentikan
becak dan langsung merampas tas berisi emas dan uang yang dibawa
korban,” kata Budi Santoso.
Berdasarkan ciri-ciri yang disebutkan korban dan tukang becak, Polres
Tuban dan Polsek Bangilan membentuk kekuatan gabungan untuk memburu
kedua pelaku.
“Kami sudah menerjunkan sejumlah petugas untuk melakukan pencarian
terhadap kedua pelaku. Semoga dalam waktu dekat kedua pelaku tersebut
berhasil kita amankan,” sambung Budi.
Atas peristiwa ini, kerugian korban ditaksir mencapai Rp 440 juta.
Itu terhitung dari nilai emas sebanyak 2,5 kilogram dan uang tunai Rp 15
juta milik korban yang dibawa kabur pelaku. Kasat Reskrim juga
membenarkan bahwa korban sempat melakukan perlawanan dengan cara
mempertahankan tasnya saat ditarik oleh pelaku. Tapi upaya itu sia-sia
karena pelaku lebih kuat dan berhasil dengan mudah merampas tas yang
sedang dipertahankan korban.
Perampokan emas di Tuban ini merupakan kejadian yang kesekian kali di
Jatim tahun ini. Kejadian terakhir berlangsung di Sampang, Sabtu (4/6).
Dalam kejadian itu, H Hanafi, seorang pedagang emas, tewas ditembak
orang tak dikenal dan bungkusan berisi perhiasan emas seberat 1 kg
dirampas para perampok. Sebelumnya, dua toko emas di Desa Jatikapur,
Kecamatan Tarokan, Kabupaten Kediri baru saja menjadi korban perampokan,
17 Mei 2011 sekitar pukul 18.30 WIB.
Empat orang pelaku yang membawa senjata api berhasil membawa kabur
perhiasan emas. Perampokan itu dilakukan empat orang dan naik kendaraan
roda dua. Diperkirakan kerugian yang diderita kedua pemilik toko emas
itu mencapai Rp 750 juta.