– Mendengar kata honje, boleh jadi banyak
orang mengernyitkan alisnya. Terutama kalangan muda. Honje adalah
sejenis buah berasa asam dan hanya dipergunakan untuk bahan bumbu. Malah
di Kota Tasikmalaya, buah honje menjadi bahan andalan untuk membuat
bumbu rujak ulek.
Lihat saja, di Jalan Kalektoran terdapat sejumlah penjual rujak ulek
dengan bahan baku andalan buah honje. Yang tertua adalah rujak ulek Bi
Icar (81), usaha rujak yang dirintis sejak tahun 70-an dan kini
dilanjutkan oleh Tuti (45) dan Dedin (42), anak Bi Icar. Usaha rujak
turun-temurun ini bahkan sudah memiliki nama hingga Bandung, Jakarta,
dan sekitarnya.
Kawasan Jalan Kalektoran memang belakangan ini menjadi salah satu
sentra kuliner Kota Tasikmalaya. Di sana ada bubur Jenal serta jualan
tutug oncom. Namun yang paling populer adalah rujak ulek Bi Icar. Selain
itu masih ada dua lagi, yakni rujak Bi Iyoh dan Ma Cicih. Cita rasanya
hampir sama, tapi masing-masing memiliki pelanggan sendiri.
Kekuatan rujak ulek Bi Icar terletak pada racikan bumbunya yang
memiliki cita rasa khas. Bahan andalan bumbu tidak lain adalah buah
honje, kemudian dipadu dengan gula merah, garam, cengek, serta pisang
batu yang di dalamnya terdapat biji berwarna hitam. Cita rasa bumbu ini
terasa segar.
Tuti dan Dedin tampak mahir membuat bumbu. Awalnya, dimasukkan
beberapa buah honje, lalu diulek-ulek di dalam cobek batu berdiamater
sekitar 40 cm hingga agak hancur. Disusul pisang batu dan diulek lagi.
Setelah itu barulah dimasukkan gula dan garam. "Proses pembuatannya
memang mudah. Yang sulit adalah menakar setiap bahan. Apalagi jumlah
pesanan berbeda tapi cita rasa tidak boleh berubah," ujar Tuti.
Untuk buah-buahan tidak ada yang istimewa, selain kondisinya dipilih
yang masih segar. Antara lain jambu air, ubi, bengkuang, mangga setengah
masak, kedondong, serta nanas. Semua buah diiris-iris seukuran koin.
Bumbu dan irisan buah-buahan lantas diaduk-aduk hingga merata. Setelah
itu disajikan dalam piring dan dibubuhi bubuk kacang tanah untuk
menambah rasa.
"Setiap minggu saya suka menyempatkan diri menikmati hidangan rujak
ini. Rasanya membuat penasaran," ujar Yaya (25), seorang calon pengacara
yang kini magang di sebuah kantor pengacara di kawasan Mangkubumi.
Rudi (25), seorang karyawan sebuah operator seluler, malah mengaku
sudah berlangganan rujak. Apalagi jika ada sanak saudara dari luar kota,
dipastikan memesan sampai sepuluh pincuk rujak dibawa ke rumah. "Mereka
sangat menyukai rujak ini. Tiap datang ke Tasikmalaya, selalu diminta
pesan rujak," ujarnya.
Tuti mengatakan, bagi pengunjung yang ingin sajian lain, disediakan
pula berbagai macam kolak, kupat tahu, serta pecel matang dan karedok.
"Sajian selain rujak ulek ini memang sengaja dipertahankan karena selain
disukai juga sejak awal usaha ini berdiri, penganan itu sudah ada.
Bahkan yang paling awal adalah kupat tahu. Makanya tetap dipertahankan
dan ternyata ada saja yang beli," ujarnya.