Tanggal: Jumat, 17 Juni 2011
Bacaan : 2 Tawarikh 18:28-34
Nats: Tuhan menggagalkan rencana bangsa-bangsa; Ia meniadakan rancangan suku-suku bangsa; tetapi rencana Tuhan tetap selama-lamanya, rancangan hati-Nya turun-temurun (Mazmur 33:10,11)
Judul:
Bacaan : 2 Tawarikh 18:28-34
Nats: Tuhan menggagalkan rencana bangsa-bangsa; Ia meniadakan rancangan suku-suku bangsa; tetapi rencana Tuhan tetap selama-lamanya, rancangan hati-Nya turun-temurun (Mazmur 33:10,11)
Judul:
ANAK PANAH NYASAR
Di sebuah laga sepak bola terjadi keunikan ini. Bola digiring mendekati gawang, diumpankan ke posisi tembak yang strategis. Umpan disambut tendangan keras, tetapi membentur tiang gawang. Bola terpental, jatuh di kaki penyerang lain; ditendang lagi tak kalah keras. Kali ini bola membentur mistar gawang; terpental lagi. Untuk ketiga kalinya bola berusaha disarangkan ke gawang, tetapi malah melambung dan keluar lapangan. Orang bilang, "Itulah kalau belum saatnya gol."
Raja Ahab licik dan jahat. Dalam pertempuran melawan Aram, ia membujuk Raja Yosafat menjalin aliansi militer dengannya. Bahkan, ia "mengumpankan" besannya itu sebagai sasaran musuh. Ia menyamar sebagai prajurit agar musuh menyangka Yosafat adalah dirinya, supaya
Yosafat menjadi target. Taktik licik ini nyaris berhasil (ayat 31). Namun, Tuhan menyelamatkan Yosafat. Sebaliknya, meski Ahab menyamar, sebatang anak panah yang sembarang ditembakkan "menyasar" tepat di celah baju zirah-nya (ayat 33). Ia terluka dan mati. "Sudah waktunya" Ahab binasa, sementara "belum waktunya" Yosafat wafat. Sebab, bukan kematian Yosafat, melainkan Ahab, yang dikehendaki Tuhan.Di sebuah laga sepak bola terjadi keunikan ini. Bola digiring mendekati gawang, diumpankan ke posisi tembak yang strategis. Umpan disambut tendangan keras, tetapi membentur tiang gawang. Bola terpental, jatuh di kaki penyerang lain; ditendang lagi tak kalah keras. Kali ini bola membentur mistar gawang; terpental lagi. Untuk ketiga kalinya bola berusaha disarangkan ke gawang, tetapi malah melambung dan keluar lapangan. Orang bilang, "Itulah kalau belum saatnya gol."
Raja Ahab licik dan jahat. Dalam pertempuran melawan Aram, ia membujuk Raja Yosafat menjalin aliansi militer dengannya. Bahkan, ia "mengumpankan" besannya itu sebagai sasaran musuh. Ia menyamar sebagai prajurit agar musuh menyangka Yosafat adalah dirinya, supaya
Entah baik atau jahat, manusia hanya bisa berencana. Tuhan yang menentukan. Sadar atau tidak, ada kalanya hidup kita tertindih oleh rencana jahat pihak lain. Atasan yang sengaja menekan; rekan sejawat yang berniat menyingkirkan; kenalan yang merasa tersaingi lalu bersiasat licik; rekanan bisnis yang berniat merugikan. Pokoknya semua tindakan yang membahayakan Anda. Namun, tak ada yang akan membawa hasil, jika Dia tidak berkehendak. Percayalah, tiada rencana yang bakal terjadi jika Tuhan tidak berkenan --PAD
MANUSIA BISA MENGATUR RENCANA BAGI DIRI SENDIRI NAMUN KEHENDAK TUHAN SAJALAH YANG TERGENAPI
Ayat Alkitab: 2 Tawarikh 18:28-34
28 Sesudah itu majulah raja Israel dengan Yosafat, raja Yehuda, ke
Ramot-Gilead.
29 Raja Israel berkata kepada Yosafat: "Aku akan menyamar dan masuk
pertempuran, tetapi engkau, pakailah pakaian kebesaranmu." Lalu
menyamarlah raja Israel, kemudian mereka masuk ke pertempuran.
30 Adapun raja negeri Aram telah memberi perintah kepada para
panglima pasukan keretanya demikian: "Janganlah kamu berperang
melawan sembarang orang, melainkan melawan raja Israel saja."
31 Segera sesudah para panglima pasukan kereta itu melihat Yosafat,
mereka berkata: "Itu raja Israel!" Lalu mereka mengepung dia,
untuk menyerang dia, tetapi Yosafat berteriak dan TUHAN
menolongnya. Allah membujuk mereka pergi dari padanya.
32 Segera sesudah para panglima pasukan kereta itu melihat, bahwa
dia bukanlah raja Israel, maka undurlah mereka dari padanya.
33 Tetapi seseorang menarik panahnya dan menembak dengan
sembarangan saja, dan mengenai raja Israel di antara sambungan
baju zirahnya. Kemudian ia berkata kepada pengemudi keretanya:
"Putar! Bawa aku keluar dari pertempuran, sebab aku sudah luka."
34 Tetapi pertempuran itu bertambah seru pada hari itu, dan raja
Israel tetap berdiri di dalam kereta berhadapan dengan orang
Aram itu sampai petang. Ia mati ketika matahari terbenam.