Dr. Johannes Leimena |
Dr. Johannes Leimena adalah pejuang kemerdekaan asal Maluku yang
meningalkan jejak patriotisme yang kuat dalam sejarah Indonesia. Pria
kelahiran Ambon 6 Maret 1905 ini pernah menjadi Wakil Perdana Menteri
dari 1957-1966 dan sebagai Menteri Kesehatan di era Presiden Soekarno
(1946-1956). Di kalangan Kristen, ia lebih dikenal sebagai pendiri
Parkindo (Partai Kristen Indonesia) pada tahun 1950. Dia juga pernah
beberapa kali menjadi pejabat presiden ketika Presiden Sukarno melawat
ke luar negeri.
Johannes Abraham Dimara |
Sementara Johannes Abraham Dimara adalah lulusan sekolah guru
Protestan di Pulau Buru pada 1941 dan pernah menjad anggota HEIHO,
ketua Persatuan Indonesua Meredeka (PIM), serta terlibat dalam berbagai
perjuangan merebut kemerdekaan. Dia wafat pada Oktober 2000, dan
dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata. Paul Mkgr
Jakarta
– Pemerintah menganugerahkan gelar pahlawan nasional kepada dua tokoh
nasional. Selain itu, 20 orang tokoh nasional lainnya dianugerahi
bintang tanda kehormatan.
Penganugerahan ini bagian prosesi puncak
peringatan Hari Pahlawan. Upacara digelar di Istana Negara, Jl
Veteran, Jakarta, Kamis (11/11/2010).
Dua pejuang kemerdekaan yang kali ini dianugerahi gelar pahlawan nasional adalah almarhum DR J Leimena (gambar)
dan almarhum Johanes Abraham Dimara. Leimena adalah tokoh dari Maluku
yang pernah menjadi menteri kesehatan di era Presiden Soekarno. Johanes
Abraham Dimara dari Papua adalah pejuang pembebasan Irian Barat.
Pada upacara pagi tadi, juga telah
Presiden SBY anugerahkan Tanda Kehormatan Bintang Mahaputera kepada 9
orang putra terbaik bangsa. Mereka adalah;
1. Pangeran Mangkunegara IV (Raja Mangkunegaran)
2. Sayyid Idrus Bin Salim Segaf Al Jufrie (pejuang dari Sulteng)
3. Sutan Takdir Alisjahbana (sastrawan)
4. Raden Ngabehi Ronggowarsito (pujangga)
5. Raden Saleh Syarif Bustaman (pelukis)
6. Andi Makkasau Parenrengi Lawawo (pejuang dari Sulsel)
7. Hj Andi Deppu (pejuang dari Sulbar)
8. Alexius Impurung Mendur (pejuang foto jurnalistik)
9. Frans Sumarto Mendur (pejuang foto jurnalistik)
1. Pangeran Mangkunegara IV (Raja Mangkunegaran)
2. Sayyid Idrus Bin Salim Segaf Al Jufrie (pejuang dari Sulteng)
3. Sutan Takdir Alisjahbana (sastrawan)
4. Raden Ngabehi Ronggowarsito (pujangga)
5. Raden Saleh Syarif Bustaman (pelukis)
6. Andi Makkasau Parenrengi Lawawo (pejuang dari Sulsel)
7. Hj Andi Deppu (pejuang dari Sulbar)
8. Alexius Impurung Mendur (pejuang foto jurnalistik)
9. Frans Sumarto Mendur (pejuang foto jurnalistik)
Sedangkan untuk Tanda Kehormatan Bintang Jasa Pratama dan Nararya diberikan kepada 2 putra terbaik bangsa. Yakni;
1. Marwoto Hadi Soesastro (executive director CSIS)
2. Abdul Kadir (seniman didong, Aceh)
1. Marwoto Hadi Soesastro (executive director CSIS)
2. Abdul Kadir (seniman didong, Aceh)
Delapan orang budayawan juga dianugerahi Tanda Kehormatan Bintang Budaya Parama Dharma. Mereka adalah;
1. Prof Syafei Soemardja (pendidik dan pelukis)
2. Ki Nartosabdo (seniman musik dan dalang)
3. Affandi Koesuma (pelukis)
4. Romo Yusuf Bilyarta Mangunwijaya (budayawan dan novelis)
5. Sjumandjaja (sutradara film dan budayawan)
6. WS Rendra (sastrawan, aktor dan penyair)
7. Mimi Rasinah (penari topeng)
8. Udjo Ngalagena (seniman angklung).
1. Prof Syafei Soemardja (pendidik dan pelukis)
2. Ki Nartosabdo (seniman musik dan dalang)
3. Affandi Koesuma (pelukis)
4. Romo Yusuf Bilyarta Mangunwijaya (budayawan dan novelis)
5. Sjumandjaja (sutradara film dan budayawan)
6. WS Rendra (sastrawan, aktor dan penyair)
7. Mimi Rasinah (penari topeng)
8. Udjo Ngalagena (seniman angklung).
Mensos Salim Segaf Al Jufri dalam siaran
pers, Rabu (10/11/2010) menjelaskan, perdebatan tentang peran seorang
tokoh wajar terjadi, tapi hikmahnya harus memperkuat kebangsaan.
“Karen pahlawan berkorban untuk kemajuan bangsa di masa kini dan nanti. Bukan untuk diri sendiri,” tambah Salim.
Menurutnya pula, penetapan itu tidak ada
intervensi atau nepotisme. Karen tim pengkaji dan Dewan Gelar bekerja
obyektif dan independen.
“Spirit kepahlawanan tak boleh mati, meski jasad pahlawan nasional telah dimakamkan,” urainya.
Salim juga mengapresiasi pengorbanan
relawan di daerah bencana yang bertaruh nyawa untuk menyelamatkan
pengungsi. “Mereka ‘pahlawan kemanusiaan’. Kita juga saksikan tokoh
lokal dan aktivis pemberdayaan masyarakat di daerah perbatasan dan
komunitas adat terpencil. Mereka yang berjasa merekatkan kita dengan
saudara-saudara yang jauh sebagai satu bangsa,” tutupnya.
Pemerintah sudah menyaring 10 nama calon Pahlawan Nasional. Mereka adalah Ali
Sadikin dari Jawa Barat, Habib Sayid Al Jufrie dari Sulteng, HM
Soeharto dari Jawa Tengah, KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur dari Jawa
Timur, Andi Depu dari Sulawesi Barat, Johanes Leimena
dari Maluku, Abraham Dimara dari Papua, Andi Makkasau dari Sulawesi
Selatan, Pakubuwono X dari Jawa Tengah, dan Sanusi dari Jawa Barat.
Nama yang mengundang kontroversi yakni
Soeharto. Banyak kritikan mengarah saat nama Soeharto muncul. Banyak
yang menilai Soeharto masih belum pantas mendapat gelar pahlawan. (lh/fay)